"Sanksi internal dari klub juga akan diberikan untuk meningkatkan disiplin dan mental juara dari atlet binaan. Exist Badminton Club berpendirian bahwa sikap sportif harus menjadi landasan yang kuat dalam membentuk seorang calon juara," ujar Harry seperti dikutip di akun TikTok resmi PB Exist, Senin (21/4/2025).
Respons cepat dan tegas dari pihak klub setidaknya memberikan pesan kuat, bahwa pembinaan atlet muda bukan hanya soal teknik bermain, tapi juga karakter dan etika.
Kejadian ini bukan hanya ujian bagi seorang atlet muda, tapi juga bagi seluruh sistem pembinaan olahraga di Indonesia.
Bagaimana jika kejadian ini terjadi di level yang lebih tinggi, seperti Kejuaraan Dunia atau Olimpiade, dan dilakukan oleh atlet asing kepada wakil Indonesia?
Apakah kita akan tetap menganggapnya “bagian dari strategi”? Apakah sportivitas hanya berlaku ketika kita yang menjadi korbannya? Drama di Sirnas B Kepri ini bukan hanya soal satu poin atau satu pertandingan.
Kejadian ini menjadi cermin, bahwa sejak dini, para atlet muda kita harus dibentuk tidak hanya dengan semangat menang, tapi juga dengan nilai-nilai kejujuran, disiplin, dan integritas. Karena dalam olahraga sejati, cara kita menang jauh lebih penting daripada kemenangan itu sendiri.