- Tujuh atlet bulu tangkis Indonesia diduga terlibat pengaturan skor, tiga di antaranya disebut pemain nasional.
- PBSI mengaku belum tahu, sementara PB Djarum membenarkan ada atlet mereka yang terseret kasus.
- Kasus ini mengingatkan pada skandal serupa tahun 2021 saat delapan atlet Indonesia dihukum BWF.
Suara.com - PP PBSI, melalui Wakil Ketua Umum III, Armand Darmadji, mengaku belum mengetahui kasus pengaturan skor yang melibatkan pebulu tangkis Indonesia. Di sisi lain, PB Djarum membenarkan atletnya terlibat dalam kasus tersebut.
Isu pengaturan skor yang disebut-sebut melibatkan tujuh atlet bulu tangkis Indonesia, termasuk dari klub bulu tangkis besar Tanah Air, tengah ramai di media sosial.
“Saya juga baru mendengar info terkait hal tersebut,” kata Armand Darmadji kepada awak media via pesan singkat.
Di sisi lain, Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin mengonfirmasi bahwa atlet mereka terlibat dalam kasus tercela tersebut.
“Iya benar, ada anak [PB] Djarum],” ujar Yoppy kepada awak media saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (1/1/2025).
“Tapi siapanya saya belum tahu secara detail.”
Yoppy sendiri menyebut PBSI sejauh ini belum menghubungi PB Djarum. Pihaknya akan menunggu sikap federasi bulu tangkis nasional itu.
“[PBSI] belum [menghubungi]. [Soal investigasi?] tidak lah, itu bukan kewenangan kita,” tambah sosok yang juga Program Director Djarum Foundation itu.
Lebih jauh, Yoppy memastikan PB Djarum akan mematuhi proses atau aturan yang berlaku terkait kasus ini.
Baca Juga: Superliga Junior 2025: Aksi Atlet Muda Dunia Perebutkan Piala Legenda Bulutangkis Indonesia
“Kami pada dasarnya akan mengikuti proses peraturan yang berlaku dari yang berwenang,” tutup Yoppy.
Kabar adanya tujuh atlet bulu tangkis Indonesia yang terlibat pengaturan skor pertama kali muncul melalui media sosial, lewat salah satu akun Instagram yang membahas seputar bulu tangkis nasional dan internasional.
Bahkan, dari tujuh atlet bulu tangkis tersebut, tiga diantaranya disebut sebagai atlet nasional yang sudah sering mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
Ini bukan kali pertama bulu tangkis Indonesia digegerkan oleh kasus pengaturan skor para atletnya. Pada 2021, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menghukum delapan atlet Indonesia akibat kasus match fixing.
Para pebulu tangkis tersebut adalah Hendra Tandjaya, Ivandi Danang, Androw Yunanto, Sekartaji Putri, Mia Mawarti, Fadilla Afni, Aditiya Dwiantoro, dan Agripinna Prima Rahmanto Putra.
Mereka terbukti melakukan pengaturan skor ketika berkompetisi di ajang internasional level rendah yang sebagian besar terjadi di kawasan Asia sepanjang 2019.