-
Apri/Fadia tersingkir setelah kalah 10-21, 16-21 dari unggulan ketiga Jepang, Yuki Fukushima/Mayu Matsumoto.
-
Apriyani menilai eksekusi permainan cepat mereka banyak meleset karena kurang tenang dan terburu-buru.
-
Apri menyebut hasil ini jadi pelajaran penting untuk memperbaiki tujuan setiap pukulan dan meningkatkan ketenangan.
Suara.com - Ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, harus terhenti pada turnamen kali ini setelah kalah dari pasangan Jepang, Yuki Fukushima/Mayu Matsumoto, yang menempati unggulan ketiga pada babak 16 besar Kumamoto Masters 2025.
Dalam laga yang berlangsung dua gim, Apri/Fadia takluk dengan skor 10-21, 16-21.
Sejak awal pertandingan, wakil tuan rumah tampil lebih siap dan mampu mengimbangi ritme cepat yang biasanya menjadi andalan Apri/Fadia. Beberapa percobaan untuk menekan justru tidak berjalan sesuai skema permainan yang direncanakan.
Apriyani menuturkan bahwa lawan mampu mematahkan pola agresif mereka.
“Hari ini lawan bermain dengan mengantisipasi permainan cepat kami. Selain itu, eksekusi permainan cepat kami tidak sesuai rencana. Kurang tenang, terburu-buru dan akhirnya membuat banyak ragu-ragu,” ucap Apri, dilansir dari PBSI.
Pada gim kedua, Apri/Fadia mencoba bangkit dan mengubah strategi agar momentum kembali ke pihak mereka. Namun, usaha tersebut belum cukup untuk membalikkan keadaan.
“Di gim kedua kami terus berusaha, coba balikin pola permainan dan hawanya lagi tapi memang belum hari ini untuk bisa membalikkan keadaan dan menang,” tambahnya.
Meski tersingkir, Apri menilai hasil ini memberi pengalaman penting untuk evaluasi ke depan.
“Hasil hari ini membawa pelajaran yang berharga buat kami. Belajar lagi setiap pukulan harus ada tujuannya dan harus bisa lebih tenang.”
Baca Juga: Kumamoto Masters 2025: Gregoria Melaju ke Perempat Final, Tiga Wakil Indonesia Gugur
Dengan kekalahan ini, Apri/Fadia harus menunda langkah mereka untuk melaju lebih jauh, namun keduanya bertekad memanfaatkan evaluasi dari pertandingan ini untuk tampil lebih baik pada turnamen berikutnya.