- Presiden BAM, Tengku Zafrul, menyatakan kegagalan SEA Games 2025 adalah tanggung jawab kolektif seluruh elemen bulu tangkis Malaysia.
- Rexy Mainaky tetap dipertahankan perannya dalam program jangka panjang karena kontribusinya tidak hanya diukur satu turnamen.
- Malaysia hanya meraih satu emas, dua perak, dan enam perunggu, namun melampaui target total sembilan medali.
Sementara itu, pasangan ganda campuran Chen Tang Jie dan Toh Ee Wei tersingkir di semifinal setelah kalah dari wakil Thailand, Ruttanapak Oupthong dan Jhenicha Sudjaipraparat, yang akhirnya keluar sebagai juara.
“SEA Games 2025 bukan panggung yang mudah bagi kami. Kami mengakui kekurangan dan menerima kenyataan bahwa tidak semua target tercapai,” ujar Tengku Zafrul.
“Dalam olahraga, hasil tidak bisa ditutupi. Dibutuhkan kejujuran, keberanian, dan tanggung jawab bersama,” tambahnya.
Meski gagal memenuhi target emas, Tengku Zafrul menyebut Malaysia justru melampaui target jumlah medali secara keseluruhan.
“Walaupun target emas tidak tercapai, tim nasional berhasil meraih sembilan medali, melampaui target awal tujuh medali. Yang tak kalah penting, kami meraih medali tunggal putri untuk pertama kalinya dalam enam tahun melalui Wong Ling Ching,” jelasnya.
Tengku Zafrul menegaskan komitmennya untuk terus membangun fondasi kuat bagi bulu tangkis Malaysia ke depan.
“Sebagai Presiden BAM, komitmen saya tetap teguh untuk membangun bulu tangkis Malaysia di atas fondasi yang kokoh demi kesuksesan berkelanjutan. Perjalanan ini belum selesai. Kami akan melangkah maju bersama.”
Usai SEA Games, fokus tim Malaysia kini beralih ke World Tour Finals di Hangzhou pada 17–21 Desember 2025, di mana Aaron Chia–Soh Wooi Yik, Chen Tang Jie–Toh Ee Wei, serta Pearly Tan–M. Thinaah akan berusaha bangkit dan menebus kegagalan.
Baca Juga: Borong Prestasi di SEA Games 2025, Panjat Tebing dan Bulu Tangkis Jadi Juara Umum