Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas

Selasa, 16 Desember 2025 | 14:22 WIB
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
Dewi Laila Mubarokah (Antara)
Baca 10 detik
  • Dewi Laila Mubarokah raih dua emas SEA Games 2025 saat hamil empat bulan.

  • Kehamilan dirahasiakan, namun dikonsultasikan dengan IADO untuk TUE WADA.

  • Prestasi ini disebut "Rezeki si Utun" dan memicu mimpi tampil bersama di Olimpiade.

Suara.com - Indonesia meraih catatan heroik di arena menembak SEA Games 2025 Thailand melalui aksi tak terduga dari atlet andalannya, Dewi Laila Mubarokah.

Petembak nasional ini sukses menyempurnakan penampilannya dengan membawa pulang dua medali emas sekaligus dari nomor 10 meter Air Rifle, yaitu kategori beregu putri dan perorangan putri.

Kemenangan emosional Dewi Laila tersebut menjadi sorotan bukan hanya karena capaian skornya, tetapi juga karena ia bertanding dalam keadaan hamil empat bulan.

Fakta luar biasa ini baru terungkap setelah seluruh rangkaian pertandingan di Photharam Shooting Range, Bangkok, selesai pada hari Sabtu.

Di balik konsentrasi penuh dan kendali napas yang ditunjukkan Dewi di lapangan, ia sejatinya tengah membawa rahasia besar dan menjalani perjuangan ganda.

Keberhasilan sempurna Dewi Laila adalah memenangkan emas 10 meter Air Rifle beregu putri bersama Dominique Rachmawati Karini dan Yasmin Figlia Achadiat.

Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas [Suara.com]
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas [Suara.com]

Tak hanya itu, ia juga berdiri di podium tertinggi untuk emas 10 meter Air Rifle putri di sektor perorangan.

"Alhamdulillah, saya benar-benar tidak menyangka. Saya kira pulang tidak membawa apa-apa. Paling nyangkut di perak atau perunggu,” ujar Dewi Laila, dikutip dari Antara, dengan suara bergetar seusai lomba, mengungkapkan betapa tidak percayanya ia atas hasil tersebut.

Untuk menghindari gangguan dan sorotan, kehamilan Dewi Laila dirahasiakan dengan sangat ketat, hanya diketahui oleh suaminya, pengurus Perbakin, pelatih, dan satu rekan atlet.

Baca Juga: Dayung Raih 2 Emas dan 1 Perak di SEA Games 2025

Bahkan Dominique, yang menjadi teman sekamar Dewi dan juga rivalnya di babak final, sama sekali tidak menyadari kondisi tersebut.

“Sekamar sama Dominique saja dia enggak tahu,” katanya sambil tersenyum ke arah Dominique, menguatkan betapa rahasia itu dijaga rapat-rapat.

Sejak awal kehamilan, Dewi Laila tetap mengikuti jadwal ketat program latihan terpusat, berbagai tes fisik, dan kejuaraan sesuai program pelatihan.

Menariknya, fase awal kehamilan menjadi masa yang paling sulit bagi Dewi Laila, terutama karena gejala mual yang kerap menyerang.

“Waktu masih awal itu mual. Tapi biar enggak ketahuan teman-teman, ditahan sendiri. Cuma cerita ke suami,” tuturnya, menggarisbawahi upaya kerasnya menjaga profesionalisme.

Selain menjaga kerahasiaan dari rekan-rekan, kekhawatiran terbesar lainnya adalah terkait asupan nutrisi dan vitamin kehamilan.

Dewi Laila wajib memastikan setiap vitamin yang dikonsumsi aman dan tidak menimbulkan risiko melanggar aturan antidoping internasional.

Dewi Laila sempat cemas jika vitamin untuk ibu hamil justru disalahartikan sebagai pelanggaran doping oleh otoritas terkait.

Untuk mengatasi kekhawatiran itu, tim dan Dewi Laila segera melakukan konsultasi resmi dengan Indonesia Anti-Doping Organization (IADO).

Langkah tersebut membuahkan arahan untuk melaporkan penggunaan vitamin kehamilan melalui sistem Pengecualian Penggunaan Terapeutik (Therapeutic Use Exemption/TUE) yang disyaratkan oleh World Anti-Doping Agency (WADA).

Kepatuhan Dewi Laila terhadap mekanisme TUE ini menjadi kunci agar ia bisa bertanding dengan ketenangan, di mana ia tetap mematuhi aturan antidoping global sambil menjaga kehamilannya.

Dukungan dari pelatih sangat krusial, terutama menjelang babak final, saat ketegangan mencapai puncaknya.

Ketika ia sempat merasa sangat tegang menjelang duel puncak, ia mencari dukungan dari pelatih yang memberikan nasihat sederhana namun efektif.

“Saya bilang ke pelatih kalau tegang. Tapi pelatih cuma bilang, tarik napas, atur napas, kontrol seperti latihan biasa,” ujarnya, mengingat arahan penting yang membantunya fokus.

Nasihat tersebut menjadi pegangan penting saat Dewi Laila menghadapi persaingan ketat delapan penembak terbaik, di mana ia sempat tertinggal.

Ia secara bertahap berhasil menyingkirkan para pesaing hingga menyisakan duel sesama Indonesia, yakni dirinya melawan Dominique.

Pada akhirnya, Dewi Laila berhasil memastikan raihan emas, sementara Dominique meraih perak, dilanjutkan dengan pelukan hangat keduanya di arena menembak.

Dominique sendiri mengaku terkejut dan membenarkan bahwa ia sempat memiliki firasat aneh sebelum rahasia itu terbuka.

“Saya sempat mimpi Dewi hamil,” kata Dominique, yang reaksinya saat tahu kebenaran itu sangat spontan.

“Pas tahu ternyata benar, saya kaget. Saya langsung bilang, ‘tuh kan, benar hamil’.”

Di tribun penonton, Fathur Gustafian, suami Dewi Laila yang juga seorang atlet menembak, menyaksikan momen bersejarah itu dengan penuh haru.

Bagi Fathur, perjuangan Dewi adalah bukti nyata dari keyakinan dan dukungan emosional yang mereka bagikan.

“Kami sama-sama menguatkan, sama-sama percaya proses,” kata Fathur, menggambarkan fondasi kekuatan mereka.

Keputusan untuk melanjutkan kehamilan di tengah persiapan menuju SEA Games 2025 memang bukan hal sepele, mengingat anak pertama mereka baru berusia lebih dari dua tahun.

Rencana keluarga sempat diubah, namun keputusan akhir didasarkan pada nasihat dokter yang meyakinkan mereka bahwa anak ini memiliki hak untuk hidup dan rezekinya sendiri.

“Kami sempat berpikir menunda. Tapi dokter bilang, anak ini punya hak hidup, punya rezekinya sendiri,” ucap Fathur dengan keyakinan penuh.

Dengan kehati-hatian, Dewi Laila menjalankan latihan di bawah pengawasan ketat, rutin kontrol kesehatan, dan mengonsumsi vitamin sesuai anjuran dokter.

Fathur meyakini bahwa capaian ini adalah takdir dari Tuhan, dan mereka hanya berusaha untuk menjaga dan melakukan yang terbaik dalam peran masing-masing.

“Allah sudah kasih takdir ke setiap makhluk-Nya. Kami hanya berusaha menjaga dan memberikan yang terbaik,” tambahnya.

Setelah meraih dua emas, Dewi Laila memegang perutnya dan mengucapkan terima kasih kepada janin di dalamnya.

“Walaupun belum bisa dengar, saya bilang terima kasih sudah bertahan, sudah berjuang sama-sama,” kata Dewi, menunjukkan ikatan batinnya.

Prestasi ini juga merupakan peningkatan bagi Dewi Laila, yang pada SEA Games 2021 Vietnam meraih emas perorangan dan perak beregu, sementara cabang menembak absen pada SEA Games 2023 Kamboja.

“Dewi sangat ingin membuktikan dirinya masih bisa bersaing. Makanya dia sangat ingin tampil di SEA Games 2025,” tutur Fathur, menjelaskan motivasi sang istri.

Emas ganda ini menjadi kisah luar biasa tentang ketenangan, disiplin, dan tanggung jawab seorang ibu yang berhasil menggabungkan tugasnya sebagai atlet dan sebagai calon orang tua.

“Rezeki ‘si utun’,” kata Fathur tersenyum, merujuk pada bayinya yang ada dalam kandungan sang istri, menyimpulkan makna dari kemenangan ini.

Dewi Laila dan Fathur kini memandang ke depan, memimpikan satu tujuan ambisius: tampil bersama sebagai pasangan di pentas olahraga tertinggi dunia, Olimpiade.

“Mimpi Dewi bisa tampil bersama saya di Olimpiade, karena saya sebelumnya sudah tampil,” ujar Fathur, menutup kisah perjuangan epik mereka.

×
Zoomed

VIDEO TERKAIT

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI