- Indonesia meraih posisi runner-up SEA Games 2025 di Thailand dengan total 91 emas, sebuah pencapaian bersejarah tiga dekade.
- Pengamat menekankan evaluasi kritis pada cabor terukur seperti renang dan atletik untuk menghadapi Asian Games dan Olimpiade mendatang.
- Keberlanjutan prestasi memerlukan pembangunan fasilitas modern dan peningkatan intensitas kejuaraan internasional.
Dua Strategi Pemerintah untuk Keberlanjutan Prestasi
Untuk mendukung kemajuan atlet dalam jangka panjang, Fritz mendorong pemerintah Indonesia untuk segera mengambil langkah konkret melalui dua strategi utama:
1. Pembangunan Fasilitas Pelatihan Nasional (Training Center) Modern Keberadaan sarana latihan pusat yang terintegrasi dan modern dinilai sebagai kunci utama dalam meningkatkan standar atlet. Dengan fasilitas yang mumpuni, proses pembinaan dan pemulihan atlet dapat berjalan lebih sistematis.
"Presiden Prabowo juga sudah mencanangkan. Semoga lekas terwujud karena penting agar atlet kita bisa memiliki dukungan fasilitas yang terpusat dan modern," ujar Fritz.
![Pasangan ganda putri andalan Indonesia, Aldila Sutjiadi dan Janice Tjen, sukses mempersembahkan medali emas dari cabang olahraga tenis di ajang SEA Games 2025 Thailand. [Kemenpora]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/12/19/85569-aldilajanice-raih-emas-ganda-putri-tenis-sea-games-2025.jpg)
2. Meningkatkan Intensitas Kejuaraan Internasional di Dalam Negeri Fritz melihat adanya kebutuhan mendesak bagi para atlet, terutama talenta muda, untuk mendapatkan "jam terbang" atau pengalaman bertanding di level dunia secara rutin.
Mengadakan kompetisi internasional di Indonesia tidak hanya menguji mental atlet, tetapi juga memberikan tolok ukur yang lebih presisi terhadap hasil pembinaan yang selama ini dilakukan.
"Saya berharap Menpora bisa mendorong para pengurus olahraga, PB-PB itu, supaya rutin membuat kompetisi internasional. Karena kalau kita menunggu SEA Games saja, Asian Games saja, jelas tidak cukup," katanya.
Selain untuk pembinaan atlet, penyelenggaraan kompetisi rutin internasional juga dianggap sebagai solusi atas masalah klasik di Indonesia: terbengkalainya fasilitas olahraga pasca-perhelatan besar.
Selama ini, banyak gelanggang olahraga (GOR) atau stadion yang dibangun untuk ajang seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) berakhir tidak terawat karena minimnya intensitas kegiatan setelah acara usai.
Baca Juga: Kontingen Indonesia Kemas 91 Emas di SEA Games 2025 Sukses Lewati Target Awal