Suara.com - Peneliti Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Dr Agus Supangat mengatakan perlu dirancang teknologi rendah karbon sebagai upaya mengurangi emisi gas rumah kaca yang intensitasnya sudah mengkhawatirkan.
Jika kita tidak bergerak cepat untuk beralih ke teknologi rendah karbon, emisi global diperkirakan akan terus meningkat, kata Koordinator Divisi Peningkatan Kapasitas Penelitian dan Pengembangan DNPI Agus Supangat di Jakarta, Senin (1/12/2014).
Menurut Agus peningkatan emisi gas rumah kaca terjadi akibat kenaikan kesejahteraan masyarakat terutama di negara berkembang.
"Ketika kesejahteraan meningkat akan diikuti oleh naiknya konsumsi energi dan pemakaian bahan bakar fosil," kata dia.
Ia mengatakan teknologi rendah karbon dapat diterapkan dengan mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan yang biayanya juga terjangkau dan mudah digunakan.
Selain itu juga dapat menciptakan pembangkit listrik yang rendah karbon dengan menggunakan tenaga nuklir, kata dia.
Pada bagian lain untuk bidang transportasi juga dapat dikembangkan teknologi rendah karbon seperti pemakaian bahan bakar gas yang lebih ramah lingkungan.
Hasil kajian DNPI menunjukan sejak 800 ribu tahun terakhir emisi gas rumah kaca saat ini berada pada tingkat tertinggi dimana konsentrasi gas karbon dioksida lebih tinggi 40 persen dibanding masa praindustri.
Menurut Agus jika tidak ada upaya serius mengurangi emisi gas rumah kaca suhu global akan cenderung meningkat lebih dari dua derajat celcius pada abad berikutnya bahkan dapat mencapai lima derajat Celcius.
Akibatnya akan terjadi beberapa kejadian ekstrem seperti gelombang panas dan hujan deras intensitasnya diperkirakan akan meningkat pada beberapa dekade mendatang, kata dia. (Antara)