Standar keselamatan pembangkit tenaga nuklir dunia tertuang dalam Konvensi Keselamatan Nuklir yang telah disahkan hampir dua dekade lalu, dimana Indonesia juga telah meratifikasi Konvensi tersebut.
Terdapat kepentingan bersama untuk menyempurnakan standar keselamatan tersebut, namun pada saat yang sama juga terdapat kepentingan untuk membuat dokumen peningkatan keselamatan tersebut disetujui bersama dan dapat dilaksanakan (practicable and doable) oleh para pemilik pembangkit listrik tenaga nuklir.
Dalam sidang terdapat usulan melakukan amandemen terhadap teks Konvensi tersebut sebagaimana diusulkan oleh Swiss dan didukung oleh berbagai negara.
Sebaliknya beberapa negara besar pemilik pembangkit nuklir seperti Amerika Serikat dan Rusia, meskipun mendukung usulan untuk peningkatan standar keselamatan nuklir, namun menolak peningkatan keselamatan melalui amandemen Konvensi.
Dalam kaitan ini, Vienna Declaration merupakan jalan keluar atas perbedaan pendapat tersebut, dimana melalui deklarasi ini peningkatan keselamatan nuklir tetap tercapai, diterima dan didukung serta pada gilirannya akan dilaksanakan oleh semua pihak.
Tercapainya konsensus internasional atas Vienna Declaration on Nuclear Safety juga menjadi pesan positif bahwa masyarakat internasional tetap bersatu dalam masalah keselamatan nuklir.
Sebaliknya, amandemen terhadap Konvensi Keselamatan Nuklir yang didukung beberapa satu pihak, namun ditolak pihak lain justru akan merefleksikan perpecahan masyarakat internasional dalam isu keselamatan nuklir tersebut.
Selain itu tercapainya konsensus atas Vienna Declaration menjadi bukti konkret tingginya komitmen politis negara, secara nasional maupun internasional, terhadap aspek keselamatan nuklir, dan akan menjadi dokumen penting yang melengkapi Konvensi Keselamatan Nuklir.
Bagi Indonesia, keselamatan nuklir merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian dan komitmen utama. Salah satu isu dalam perdebatan nasional terkait PLTN adalah aspek keselamatan tersebut.
Pemerintah Indonesia memandang pentingnya keselamatan nuklir tersebut sebagai salah satu aspek yang akan mendapatkan perhatian utama dalam rencana pembangunan PLTN.