Dasar Laut Masih Jauh dari Kesunyian

Dythia Novianty Suara.Com
Sabtu, 05 Maret 2016 | 10:20 WIB
Dasar Laut Masih Jauh dari Kesunyian
Ilustrasi bawah laut (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak orang berpikir, dasar laut menjadi tempat paling tenang dibandingkan permukaannya. Sebuah tim ilmuwan, justru menemukan sesuatu yang berbeda.

Dilansir dari Dailymail, Sabtu (5/3/2016), tim itu mengadakan penjelajahan hingga ke dasar laut hingga ke dalaman 36.000 kaki, ternyata menemukan suara hiruk-pikuk. Para ilmuwan yang berasal dari Oregon State University, National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA) dan AS Coast Guard terkejut menemukan hal ini.

Ketika melakukan penjelajahan, berharap tidak akan menemukan suara-suara bersumber dari alam dan binatang. Tapi justru mereka mendengar hiruk-pikuk segala sesuatu dari paus, hewan laut, lalu lintas kapal dan bahkan gempa bumi melalui penggunaan hidrofon yang terbungkus titanium.

Para ilmuwan ini menggunakan perangkat selama sekitar tiga minggu dan merekam berbagai suara dari bawah laut dalam palung, yang disebut Challenger Deep in Mariana Trench, yang dekat Mikronesia. Sebetulnya, tempat ini dikenal dengan tempat paling tenang di bumi.

Banyak yang percaya bahwa dasar laut merupakan tempat paling damai di bagian Bumi. Tapi menurut penemuan mereka, kebisingan konstan bisa didengar dan untuk pertama kalinya suara ini terekam.

"Namun memang ada suara hampir konstan dari kedua sumber alam dan buatan manusia. Bidang suara ambient di Challenger Deep didominasi suara gempa bumi, rintihan dari paus balin dan keributan besar dari 4 kategori topan yang kebetulan lewat di atas kepala, "kata Robert Dziak, ahli kelautan penelitian NOAA, seperti dilansir dari Dailymail, Sabtu (5/3/2016).

Mereka mendengar banyak suara dari lalu lintas kapal khusus dari baling-baling. Hal ini disebabkan karena lokasi penelitian berada di daerah dekat Guam, Filipina dan Cina, sebagai area pengiriman kontainer luas.

Challenger Deep sendiri merupakan salah satu perairan terdalam di dunia. Memiliki kedalaman sekitar 7 mil di bawah permukaan laut. Para ilmuwan ini berencana kembali ke Challenger Deep pada 2017, untuk menyebarkan hidrofon tersebut. Kali ini, mereka akan merekam suara untuk waktu yang lama dan berencana memasang kamera laut dalam pada itu.

Kebisingan di lautan tumbuh selama beberapa dekade terakhir. Dengan data dasar, para ilmuwan akan dapat menentukan berapa banyak suara-suara tersebut tumbuh. Kebisingan samudra ini telah meningkat dan semakin banyak hewan laut terpengaruh. Suara kapal menghambat komunikasi antara hewan di laut.

Para ilmuwan menemukan, bahwa kemampuan paus langka mendengar satu sama lain terhalang oleh suara kapal. Polusi suara bawah air merupakan ancaman bagi banyak makhluk laut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI