Suara.com - Facebook menyadari besarnya pasar pengguna online mobil di Indonesia sangat besar. Sayang, hal ini tidak sejalan dengan masih rendahnya tingkat belanja iklan lokal mobile.
"Dulu iklan di TV sering dianggap sebagai interruption. Tapi kalau di Facebook, News Feed sering digunakan orang untuk meihat konten-konten. Dan ini bisa menjadi kesempatan perusahaan atau industri untuk men-share konten mereka," ujar Head of Facebook Indonesia, Sri Widowati dalam ajang Mobile Move People di Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Melalui Facebook, tambah dia, dapat menjangkau mereka yang tidak masuk dalam target TV. Selain itu, informasi melalui konten di Facebook dan Instagram kerap digunakan untuk mengetahui apa yang ada di luar kehidupan para pemilik akun sendiri. Facebook melihat beberapa hal penting, harus menjadi pertimbangan untuk berkomunikasi ke customer.
"Beriklan kepada individu harus benar-benar mengetahui moment yang baik, pesan seperti apa yang akan disampaikan," ungkap Wido sapaan akrabnya.
Meskipun begitu, dia mengakui, salah satu masalah yang dihadapi dalam beriklan mobile adalah banyaknya jumlah konten yang hadir di internet.
"Jadi kita sebagai pemilik konten harus benar-benar mencari yang relevan dengan siapa target customer kita," pungkas Wido.
Menurut data riset eMarketer yang diolah Facebook Indonesia, populasi online mobile sebesar 76,5% dan hanya 12% berbelanja online mobile. Sedangkan jumlah penggunanya tercatat 82 juta dan 94% diantaranya mengakses Facebook melalui mobile. Sedangkan komunitas Instagram Indonesia berkembang menjadi 22 juta dengan pertumbuhan per tahun 100%.