Cara Bedakan Air Mineral dan Miras di Media Sosial

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 02 Desember 2016 | 07:41 WIB
Cara Bedakan Air Mineral dan Miras di Media Sosial
Meme hoax air mineral di Twitter diakses di Jakarta, Kamis (1/12) [Twitter/Suara.com].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pekan ini media sosial di Tanah Air diramaikan oleh sebuah foto unik. Dalam foto itu tampak Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama sedang duduk bercengkerama dengan Kapolri Tito Karnavian dan Angota DPR dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Maruarar Sirait.

Yang menari dari foto itu bukan ketiga tokoh itu, tetapi dua buah botol berwarna hijau di atas meja. Sang peunggah foto menulis bahwa botol itu berisi minuman keras dan menuding ketiganya mengonsumsi minuman keras.

Sebagian masyarakat di Tanah Air sudah mahfum bahwa minuman dalam botol itu adalah air mineral premium bermerek Equil, bukan minuman keras. Tetapi apa daya, kabar menyesatkan itu menyebar cepat di Facebook.

Kasus "Equil Miras" itu bukan yang pertama. Sepekan sebelumnya seorang pengguna Facebook juga menuding Amalia Ayuningtyas, salah satu pemimpin Teman Ahok, telah membuka jilbab dan meragukan imannya sebagai seorang muslimah.

Tetapi yang diunggah dalam postingan itu bukanlah Amalia, tetapi Ulin Yusron seorang bekas jurnalis yang kini menjadi aktivis di media sosial. Sayangnya foto itu sudah disebar meluas ke media sosial dan penuh dengan komentar berisi caci-maki.

Lalu pertanyaanya mengapa informasi hoax seperti ini mudah ditelah dan tersebar di media sosial?

"Mayoritas masyarakat Indonesia, khususnya mereka yang mudah termakan hoax, malas membaca," kata Septiaji Eko Nugroho, ketua komunitas Masyarakat Indonesia Anti Hoax di Jakarta, Kamis (1/12/2016).

Ia mengatakan bahwa pengguna media sosial di Indonesia sering kali hanya membaca judul berita dan tak memeriksa isinya.

"Ini dimanfaatkan oleh situs berita abal-abal untuk memelintir judul dan menyebarkan informasi hoax," kata Aji.

Lalu bagaimana cara agar tak muda tertipu informasi atau berita hoax di media sosial?

Masyarakat Indonesia Anti Hoax sendiri mengeluarkan buku saku yang di dalamnya menjabarkan lima cara untuk memeriksa informasi yang disebarkan di media sosial serta cara untuk mengatasi informai hoax.

Cara pertama, adalah dengan melakukan pemeriksaan silang judul berita provokatif. Cara ini mudah dilakukan dengan mesin pencari Google. Anda tinggal mencari berita yang mirip di situs berita lain dan bandingkan isinya.

Kedua, perhatikan alamat situs web yang membuat berita. Situs berita yang benar biasanya terdaftar di Dewan Pers, isinya mengikuti Pedoman Pemberitaan Media Siber, dan mencantumkan alamat redaksi serta susunan staf redaksi.

Ketiga, cek fakta yang dibeberkan. Pastikan sumber berita punya otoritas dan paham akan masalah. Keempat gunakan Google Images untuk memeriksa sumber, keaslian foto, dan keterangan foto.

Terakhir adalah akses akun-akun media sosial atau forum online anti-hoax untuk mengetahui informasi atau konten-konten berisi hoax di media sosial. Akun-akun ini antara lain laman Facebook Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax; Indonesia Hoax Community; dan Indonesia Hoax Buster.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI