Mengapa Jaga Jarak 1,5 Meter Dianggap Mampu Tangani Virus Corona?

ABC Suara.Com
Senin, 22 Juni 2020 | 19:41 WIB
Mengapa Jaga Jarak 1,5 Meter Dianggap Mampu Tangani Virus Corona?
[ABC News Australia].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Selama tiga bulan, warga Australia dan banyak negara lainnya telah menaati aturan berjarak 1,5 m yang telah dianggap menjadi salah satu cara untuk menurunkan penularan virus corona.

Tapi aturan menjaga jarak setidaknya 1, 5 m sekarang mulai dilonggarkan, bahkan ada pula yang mulai meninjau kembali.

Sama halnya dengan Australia, setiap negara di dunia memiliki aturan jarak pemisah yang berbeda-beda. Namun, saat ini, beberapa di antaranya sedang meninjau kembali aturan itu.

Bahkan sampai dua minggu yang lalu, belum ada bukti kuat apakah 'physical-distancing' atau 'social distancing' sebenarnya turut menekan penyebaran COVID-19.

Ini berarti, aturan besaran jarak antar individu di Australia yang sudah mulai berlaku sejak Maret lalu ini, hanyalah perkiraan berdasarkan asumsi.

Penerapannya di dunia internasional Anjuran resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah menjaga jarak antar individu setidaknya 1 m

Beberapa negara (Prancis, China dan Singapura) telah mengadopsi anjuran 1 m sejak awal pandemi

Beberapa hari yang lalu, Pemerintah Inggris meninjau kembali aturan jarak 2 m untuk menjadi 1 m sebelum Juli mendatang

Denmark telah memotong besaran jarak dari 2 m menjadi 1 m awal bulan Juni dan mengimbau masyarakat melakukan isolasi mandiri bila memiliki gejala

Baca Juga: #GerakanOtomotifNasional oleh Tokopedia dan Kemenperin RI

Kanada telah menggandakan besaran jarak 2 m, setelah pakar kesehatan publik menganggapnya sebagai upaya berjaga-jaga

Asal mula aturan besaran jarak 1,5 m

Pemberlakuan jarak antar individu sudah dipercaya dapat meminimalisir risiko penularan penyakit melalui air liur sejak Perang Dunia I.

Bila seseorang memiliki penyakit seperti COVID-19 atau tuberkulosis, percikan air liur atau 'droplets' akan ikut terinfeksi dan menularkan saat 'mendarat' di bibir, mata, dan hidung orang lain.

Berdasarkan metode hitungan sederhana William Wells, insinyur Harvard, ketika sedang meneliti penyakit tuberkulosis, percikan air berukuran besar dapat terbang sejauh hampir 1 m, namun tidak lebih dari 2 m, sebelum akhirnya jatuh ke tanah.

Namun, percikan ini dapat terbang sejauh 8 m bila ada angin atau dikeluarkan melalui aktivitas yang disengaja, misalnya ketika bernyanyi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI