Indonesia Jadi Pusat Produksi Vaksin Covid-19 di Asean, Ini Keuntungannya

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 05 November 2020 | 06:15 WIB
Indonesia Jadi Pusat Produksi Vaksin Covid-19 di Asean, Ini Keuntungannya
Penjaga stan pameran Ciftis di Beijing, Jumat (4/9), menunjukkan dua kandidat vaksin COVID-19 buatan Sinopharm dan Sinovac. (ANTARA/HO-GT)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dengan memproduksi vaksin COVID-19 secara lokal, kebutuhan devisa impor dapat ditekan sehingga membantu memperbaiki neraca dagang kita. Indonesia ditargetkan memproduksi 250 juta dosis vaksin pada Desember 2021. Produksi tersebut melibatkan Sinovac sebagai penyedia vaksin, sedangkan Bio Farma Indonesia akan bertanggung jawab untuk pengemasan vaksin.

Jika Indonesia dapat menjual vaksin COVID-19 dengan unsur bahan lokal ke negara-negara Asia Tenggara lainnya, maka tentu saja produk vaksin tersebut akan menghasilkan pendapatan bagi Indonesia.

Tantangan

Ada beberapa tantangan besar yang harus diatasi sebelum Indonesia dapat memperoleh manfaat sebagai pusat produksi dan distribusi vaksin COVID-19 buatan Cina di Asia Tenggara.

Pertama, ketidaksesuaian antara kapasitas produksi dalam negeri dan kebutuhan pasar di Asia Tenggara.

Saat ini Bio Farma memiliki kapasitas produksi 100 juta dosis vaksin dalam setahun. Perusahaan ini sedang berinvestasi sebesar US$ 88,6 juta untuk meningkatkan kapasitas produksinya hingga 250 juta dosis setahun pada 2021. Mengingat setiap orang akan membutuhkan setidaknya dua dosis, produksi vaksin tahunannya hanya akan cukup untuk 125 juta orang.

Bahkan dengan kapasitas yang telah ditingkatkan, Indonesia masih membutuhkan waktu beberapa tahun untuk memasok kebutuhan pasar domestik dan juga Asia Tenggara. Namun karena kebutuhan akan vaksin sangat mendesak, maka Indonesia akan segera meningkatkan kapasitas produksi industri vaksinnya.

Sejauh ini, kapasitas industri saat ini memang diprediksi tidak akan cukup untuk memproduksi vaksin COVID-19 hingga 2024.

Tantangan kedua adalah meningkatkan kandungan dalam negeri dalam produksi vaksin COVID-19. Jika indonesia hanya berkontribusi pada proses pengemasan, maka nilai tambah domestik yang diperoleh akan relatif kecil. Ke depan, Indonesia bisa memanfaatkan kerja sama dengan Cina dan mendapatkan transfer pengetahuan terkait produksi vaksin COVID-19.

Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Vaksin Covid-19 Bisa Picu Kekebalan 10 Kali Lebih Kuat

Dengan dukungan dari Cina, pandemi ini dapat menjadi berkah bagi industri vaksin Indonesia untuk memasuki pasar Asia Tenggara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI