Namun, konsentrasi titanium saja tidak cukup untuk menciptakan pendaran, dengan campuran elemen lain yang juga diperlukan.
Para peneliti mengatakan bahwa bahan sintetis dapat ditingkatkan dan dibuat lebih efisien dan dapat diandalkan melalui studi semacam ini, bahkan jika alam tidak dapat menandingi kekuatan pancaran yang dapat direkayasa di laboratorium.
"Bahan-bahan yang digunakan saat ini semuanya sintetis, misalnya bahan dengan sisa-sisa pijar hijau yang sudah dikenal, memperoleh pancarannya dari unsur yang disebut europium. Sifat sisa-sisa cahaya mereka tidak dapat diprediksi," kata ahli kimia bahan Mika Lastusaari, dari Universitas Turku.
Sampel hackmanite dari Greenland, Kanada, Afghanistan, dan Pakistan digunakan dalam penelitian ini, dengan tim ahli kimia internasional, ahli mineralogi, ahli geologi, fisikawan, ahli statistik, dan ilmuwan lain yang terlibat dalam mencari tahu apa yang terjadi dengan cahaya hackmanite.
![Hackmanite. [Chemistry of Materials]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/09/42762-hackmanite.jpg)
Bagian dari misterinya adalah mengapa beberapa hackmanite menunjukkan cahaya dan yang lainnya tidak. Melalui perbandingan yang cermat dari sampel yang berbeda, tim tersebut dapat menemukan campuran yang diperlukan dari photoluminescence oranye (mengubah foton yang diserap menjadi cahaya), pendaran persisten biru (memancarkan cahaya tanpa pemanasan), dan fotokromisme ungu (bentuk transformasi kimia yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik).
Ini adalah campuran kompleks dari unsur-unsur alami dan reaksi kimia, tetapi hasilnya adalah bahan sintetis yang lebih baik yang dapat menyamai jenis cahaya ini. Dalam hal ilmu material, penting tidak hanya seberapa terang pendarannya, tetapi juga seberapa lama daya tahannya.
"Dengan hasil ini, kami memperoleh informasi berharga tentang kondisi yang memengaruhi sisa-sisa cahaya hackmanites," kata Lastusaari.
Menurutnya, mMeskipun alam belum mampu membentuk bahan dengan cahaya seefektif bahan sintetis, alam telah membantu secara signifikan dalam pengembangan bahan berpendar yang semakin efektif. Penelitian ini telah dipublikasikan di Chemistry of Materials.
Baca Juga: Meteorit Ini Jadi Bukti Ada Air di Mars 4,4 Tahun Lalu