Usai Vaksinasi Covid-19, 36 Orang di AS Alami Kelainan Darah Langka

Rabu, 10 Februari 2021 | 11:30 WIB
Usai Vaksinasi Covid-19, 36 Orang di AS Alami Kelainan Darah Langka
Sebuah botol vaksin Pfizer untuk Covid-19. [AFP/Jean Francois Monier]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pfizer mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kematian Dr Michael.

Dokter itu menerima dosis pertama vaksin Pfizer pada 18 Desember dan tidak langsung bereaksi terhadap vaksin tersebut.

Tiga hari kemudian, terlihat bercak merah di sekujur tubuhnya.

Bercak merah di tubuhnya adalah petechiae, tanda-tanda perdarahan di bawah kulit. Dr Michael akhirnya pergi ke Mount Sinai Medical Center di Miami.

ruam merah pada leher bayi [shutterstock]
ruam merah pada leher bayi [shutterstock]

Hasil pemeriksaan darah menunjukkan jumlah trombositnya nol. Jumlah trombosit di bawah 150.000 sudah disebut sebagai trombositopenia, tetapi kondisi Dr. Michael sangat buruk.

Dilansir dari Dailymail, Rabu (10/2/2021), transfusi dan upaya lain untuk memulihkan trombositnya gagal selama dua minggu di rumah sakit dan Dr Michael akhirnya meninggal karena pendarahan otak.

Kasus lainnya, Luz Legaspi mendapatkan dosis pertama vaksin Moderna pada Januari. Keesokan harinya, kaki dan lengannya tertutup petechiae dan mulutnya melepuh hingga berdarah.

Ia dirawat di rumah sakit Elmhurst, New York City. Pada saat itu, jumlah trombosit Legaspi nol dan dia diperintahkan dokter untuk tidak meninggalkan tempat tidurnya agar tidak jatuh dan melukai dirinya.

Bahkan, memar yang biasanya tidak berbahaya dapat menyebabkan perdarahan saat seseorang tidak memiliki trombosit untuk menghentikan pendarahan.

Baca Juga: Banyak Hoaks, Ketua Satgas Covid-19 IDI Jelaskan 5 Fakta Seputar Vaksinasi

Pada orang dewasa, trombositopenia dapat disebabkan oleh penyakit, pengobatan kanker, dan alkoholisme.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI