Nagita Slavina Jadi Duta PON 2021 Adalah Bentuk Perampasan Budaya Papua

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 09 Juli 2021 | 07:05 WIB
Nagita Slavina Jadi Duta PON 2021 Adalah Bentuk Perampasan Budaya Papua
Nagita Slavina dikabarkan menjadi ikon PON 2021 yang digelar di Papua. Foto: Potret Nagita Slavina pakai baju adat Papua. [YouTube/Rans Entertainment]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Rasisme terhadap Papua di Indonesia

Orang bisa saja memahami bahwa kritik yang dilancarkan oleh Arie Kriting terlalu keras. Namun, Papua telah lama menjadi sasaran diskriminasi ekonomi dan budaya.

Diskriminasi ini berasal dari sejarah rumit atas konflik antara Jakarta dan orang lokal. Indonesia selalu memiliki tingkat rasisme terhadap kelompok etnis minoritasnya. Dalam kasus Papua, suku mayoritas selalu meremehkan orang Papua berdasarkan warna kulit atau akar etnis mereka.

Selama beberapa dekade, pemerintah telah menyalahgunakan Papua karena sumber daya alamnya yang kaya. Orang Papua menderita secara ekonomi dari eksploitasi berkepanjangan.

Sejumlah gerakan menuntut kemerdekaan Papua dari Indonesia telah diluncurkan, termasuk Gerakan Papua Merdeka yang terkenal.

Untuk menjinakkan narasi separatis dari kelompok pemberontak, pemerintah sering mengaitkan orang Papua dengan citra negatif; baik sebagai teroris atau sebagai orang primitif.

Rasisme semacam ini adalah kenyataan sehari-hari bagi orang Papua, di media, dan dalam kehidupan nyata. Mereka sering menghadapi cercaan rasis seperti “monyet”.

Kerusuhan tahun 2019 di seluruh Papua dipicu oleh bahasa rasis semacam ini.

Pendekatan terbaru pemerintah dalam mendandani Nagita dalam kampanye acara olahraganya adalah strategi lain untuk melemahkan nilai dan narasi Papua.

Baca Juga: Mahasiswa Papua Geruduk Kantor KONI, Protes Nagita Slavina jadi Ikon PON XX

Perspektif Papua

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI