Peretasan itu menyasar informasi rahasia di industri penerbangan, pertahanan, pendidikan, pemerintahan, kesehatan, biofarmasi, dan industri maritim. Adapun yang menjadi korban adalah Austria, Kamboja, Kanada, Jerman, Indonesia, Malaysia, Norwegia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Swiss, Inggris, dan AS.
Sementara Presiden AS, Joe Biden, kepada wartawan mengemukakan bahwa penyelidikan terhadap aksi peretas yang disponsori Beijing itu masih berlangsung.