Dengan memilih opsi dari menu drop-down, pengguna alat dapat memperbesar lokasi di setiap garis pantai antara 2020 hingga 2150.
Hal ini untuk melihat apa yang akan terjadi tergantung pada seberapa cepat kurva melengkung pada pengurangan emisi.
Alat ini juga memberikan gambaran tentang berbagai proses di balik kenaikan permukaan laut seperti mencairnya lapisan es dan gletser, serta sejauh mana air laut mengubah pola sirkulasinya.
Dilansir dari Independent, Kamis (12/8/2021), proyeksi tersebut didasarkan pada kesimpulan laporan IPCC dari data yang dikumpulkan oleh satelit dan instrumen.
Laporan itu menegaskan beberapa konsekuensi yang hampir pasti terjadi di masa depan, seperti kenaikan air laut.
"Terlepas dari seberapa cepat kita menurunkan emisi, kita mungkin melihat sekitar 15-30 cm kenaikan permukaan laut rata-rata global hingga pertengahan abad ini," kata Dr Bob Kopp, direktur Institute of Earth, Ocean, and Atmospheric Sciences.
![Logo NASA. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/04/22/99835-logo-nasa.jpg)
Para ahli memperingatkan bahwa peristiwa permukaan laut ekstrem yang sebelumnya terjadi sekali dalam 100 tahun dapat terjadi setiap tahun pada 2100.
Namun, Dr Kopp mencatat umat manusia masih memiliki kemampuan untuk membuat perbedaan pada kenaikan permukaan laut dengan mengurangi emisi.
Permukaan laut telah meningkat semakin pesat sejak sekitar 1970 dan dalam 100 tahun terakhir.
Baca Juga: Batu yang Dibawa Robotnya dari Planet Mars Hilang Misterius, NASA Bingung
Permukaan laut telah meningkat lebih dari abad mana pun selama setidaknya tiga milenium terakhir.