
Kapasitas Maksimum
SSD consumer jarang yang melebihi 2TB. Kalaupun ada, harganya sangat mahal. Ukuran 500GB hingga 1TB bisa kamu temukan sebagai mayoritas SSD yang dipakai di laptop mainstream.
Walau 500GB seringkali dianggap ‘minimal’ untuk laptop sekarang, di Indonesia sendiri karena harga SSD terlalu bikin dompet kering, banyak yang memilih opsi 128GB atau 256GB. Atau lebih jeleknya lagi memilih SSD dengan brand tidak jelas dan berkualitas rendah.
Menurut review ujicoba dari Ruanglaptop.com, beberapa brand NVMe SSD berperforma tinggi antara lain Western Digital, Sabrent, Adata, Samsung dan Corsair, dengan seq.read 3,400-3,500MB/s, kecuali Corsair yang menyentuh hingga 4,950MB/s.

Hal serupa juga diungkapkan Techradar.com, dengan penambahan Intel Optane sebagai salah satu yang terbaik dengan random read di 575,000 IOPS dan random write di 555,000 IOPs. Sayang seq.read nya cuma 2,600MB/s.
Keuntungan dan Kerugian SSD vs HDD
Tampaknya sudah jelas kalau harga menjadi pembeda utama antar keduanya. SSD selalu jauh lebih mahal ketimbang HDD, untuk kapasitas yang sama.
HDD 1TB misalnya, bisa kamu dapatkan di ecommerce lokal dengan harga ~600 ribu, tapi SSD dengan kapasitas serupa (dan berkualitas) dibandrol di ~1,5 juta.
Hard drive masih bisa kamu temukan di laptop dan PC jadul, tapi SSD memang sudah merajalela di komputer mainstream dan laptop high-end. Sebut saja Apple MacBook Pro dan Razer Blade 15 yang tidak menyediakan slot HDD, hanya SSD.
Baca Juga: Sony Akhirnya Buka Kunci Ekspansi SSD M.2 PS5, Penyimpanan Game Lebih Lega
Disisi lain, PC tua dan laptop murah masih mengandalkan HDD sebagai media penyimpanan utama. Ya setidaknya demikian untuk beberapa tahun ke depan.