Suara.com - Ilmuwan Amerika Serikat (AS) yang menciptakan robot hidup pertama mengatakan bentuk kehidupan, yang dikenal sebagai xenobots, sekarang dapat bereproduksi.
Meskipun, caranya tidak terlihat seperti pada tumbuhan dan hewan.
Dibentuk dari sel induk katak cakar Afrika (Xenopus laevis), xenobots memiliki lebar kurang dari satu milimeter (0,04 inci).
Gumpalan-gumpalan kecil itu pertama kali diluncurkan pada 2020 setelah eksperimen menunjukkan bahwa mereka dapat bergerak, bekerja sama dalam kelompok, dan menyembuhkan diri sendiri.
Penelitian ini dikembangkan para ilmuwan di University of Vermont, Tufts University, dan Wyss Institute for Biologically Inspired Engineering di Universitas Harvard.
Mereka telah menemukan bentuk reproduksi biologis yang sama sekali baru yang berbeda dari hewan atau tumbuhan apa pun yang dikenal dalam dunia sains.
![Ilustrasi ilmuwan. [Freepik]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/11/92678-ilmuwan.jpg)
"Saya terkejut dengan itu," kata Michael Levin, seorang profesor biologi dan direktur Allen Discovery Center di Universitas Tufts yang merupakan penulis utama penelitian baru tersebut.
"Katak memiliki cara bereproduksi yang biasanya mereka gunakan tetapi ketika Anda ... membebaskan (sel) dari sisa embrio dan memberi mereka kesempatan untuk mencari tahu bagaimana berada di lingkungan baru, tidak hanya mereka menemukan cara baru untuk bergerak, tetapi mereka juga menemukan cara baru untuk bereproduksi," jelasnya.
Sel punca adalah sel tidak terspesialisasi yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi jenis sel yang berbeda.
Baca Juga: Siapkan Dirimu, 7 Profesi Ini Tidak Dapat Digantikan oleh Robot
Untuk membuat xenobots, para peneliti mengambil sel induk hidup dari embrio katak dan membiarkannya mengerami. Tidak ada manipulasi gen yang terlibat.
“Kebanyakan orang menganggap robot terbuat dari logam dan keramik, tetapi bukan dari apa robot itu dibuat, tetapi apa yang dilakukannya, yang bertindak atas nama orang lain,” kata Josh Bongard, seorang profesor ilmu komputer dan robotika ahli di University of Vermont dan penulis utama studi ini.
Menurutnya, dengan cara itu robot tetapi juga jelas merupakan organisme yang terbuat dari sel katak yang tidak dimodifikasi secara genetik.
Bongard mengatakan mereka menemukan bahwa xenobot, yang awalnya berbentuk bola dan terbuat dari sekitar 3.000 sel, dapat mereplikasi.
Tapi itu jarang terjadi dan hanya dalam keadaan tertentu.
Xenobot menggunakan "replikasi kinetik", yakni sebuah proses yang diketahui terjadi pada tingkat molekuler tetapi belum pernah diamati sebelumnya pada skala sel atau organisme utuh.