Menurutnya, butuh beberapa saat sebelum mereka dapat membuka kembali dan memulai pemulihan.
Dia menambahkan, dampak finansial dari pelanggaran data terhadap skala perusahaan belum meroket karena terus terlihat adanya peningkatan pada kemampuan deteksi bisnis mereka.
“Saat melakukan interaksi terhadap pelanggan kami dan juga karena meningkatnya liputan media tentang serangan siber, banyak perusahaan sekarang lebih menyadari kerugian yang harus dibayar jika mereka lengah," kata Yeo.
Namun, dia menambahkan, setelah serangan diekspos ke pers, akibat yang ditimbulkan selain finansial turut meningkat secara signifikan.
Menurutnya, dampak reputasi ikut bermain dan ini terbukti lebih merusak daripada konsekuensi moneter di depan mata.
![Ilustrasi peretas sedang melancarkan serangan siber. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/09/22/29489-serangan-siber.jpg)
Rincian rata-rata kerugian tambahan yang ditimbulkan akibat pelanggaran data terhadap level perusahaan di wilayah tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar uang digunakan untuk meningkatkan kapabilitas perangkat lunak & infrastruktur (98.000 dolar AS).
Kemudian, PR (public relation) tambahan memperbaiki kerusakan merek (93.000 dolar AS), melatih staf yang ada (90.000 dolar AS), mempekerjakan profesional eksternal (88.000 dolar AS) dan kerusakan peringkat kredit atau premi asuransi (84.000 dolar AS).
Penelitian lain dari Kaspersky membuktikan kerusakan reputasi akibat pelanggaran data tunggal dapat merugikan perusahaan.
Penelitian berjudul “Mapping a secure path for the future of digital payments in APAC” menemukan bahwa hampir setengah (42 persen) pengguna di Asia Tenggara tidak akan melakukan pembelian dari penyedia e-commerce atau penjual mana pun, yang menjadi sasaran pelanggaran data atau segala bentuk serangan siber lainnya.
Baca Juga: Microsoft Akui Kena Retas, Data 37GB Dibobol Hacker
Riwayat perusahaan dengan kebocoran data juga menjadi indikator ketika pengguna memilih dompet seluler mereka.