
"Bahkan kulit yang bergesekan dengan bahan baju polyester bisa menghasilkan listrik statik," ungkap dia.
Untuk itu, Lucky menyarankan masyarakat untuk mematikan mesin mobil selama mengisi bahan bakar.
Hal ini demi menghindari panas dari mesin mobil dan bagian bergerak mesin yang mungkin saja dari gesekan menghasilkan percikan.
Lucky juga menyorot statement dari petinggi Pertamina kalau penggunaan data pada ponsel untuk mengakses aplikasi MyPertamina, tapi menerima panggilan telepon yang tidak boleh karena sinyalnya besar.
"Statement ini juga tidak benar, karena setiap smartphone sudah punya standar batasan pancaran gelombang radio smartphone di dunia, seperti standar FCC Amerika, India, Uni Eropa dll, yang dikenal sebagai SAR atau Specific Absorption Rate," papar Lucky.
Ia menjelaskan, batasan SAR ini diperuntukkan bagi kesehatan manusia di mana pancaran gelombang dari smartphone diserap oleh tubuh manusia.
Jika angka SAR melebihi ketentuan di sebuah negara, maka smartphone tersebut tidak boleh beredar.
"Angka SAR ini di mana standar Amerika 1.6W/kg, menunjukkan gelombang sinyal yang sangat kecil saat melakukan panggilan telepon. Sehingga tidak memungkinkan memantik kebakaran. Jadi menggunakan smartphone saat bertransaksi digital di SPBU aman-aman saja," simpul Lucky.
![Aplikasi MyPertamina. [Suara.com/Dicky Prastya]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/07/01/83522-aplikasi-mypertamina.jpg)
Seperti diketahui, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan, kebijakan diterapkan di sejumlah daerah sebagai uji coba, yaitu Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Barat dan DI Yogyakarta.
Baca Juga: Diuji Coba Hari Ini, Aplikasi MyPertamina Diserbu Bintang Satu karena Disebut Menyusahkan