Kloning Serigala Pertama di Dunia, Berhasil Lahir

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 02 Oktober 2022 | 07:25 WIB
Kloning Serigala Pertama di Dunia, Berhasil Lahir
Serigala Arctic. [WWF]
Kloning serigala Arctic. [Sinogene.org]
Kloning serigala Arctic. [Sinogene.org]

Namun, penjaga taman percaya dia harus perlahan-lahan diperkenalkan ke kawanan lainnya karena asuhannya yang terisolasi, menurut Global Times.

Sinogene juga mengungkapkan bahwa kloning serigala Arktik kedua, yang dibuat menggunakan DNA dari pejantan tak dikenal, akan lahir Kamis 22 September lalu.

Sejauh ini, belum ada laporan yang dikonfirmasi tentang kelahiran anak anjing tersebut.

Perusahaan juga mengumumkan kemitraan baru dengan Taman Margasatwa Beijing untuk mengkloning lebih banyak spesies penangkaran di masa depan, meskipun belum ada proyek khusus yang diumumkan, menurut Global Times.

Pada 2019, Sinogene juga terlibat dengan proyek yang menghasilkan enam klon gembala Jerman yang identik, yang kemudian dilantik ke dalam kepolisian Beijing, menurut CBS News.

Terlepas dari laporan dari Global Times dan media lainnya, serigala Arktik, yang merupakan subspesies dari serigala abu-abu (Canis lupus) bukanlah spesies yang terancam punah.

Sebaliknya, mereka terdaftar sebagai yang paling tidak diperhatikan oleh International Union for Conservation of Nature, meskipun perubahan iklim kemungkinan akan sangat mengganggu pasokan makanan mereka di alam liar dalam beberapa dekade mendatang, menurut WWF.

Tetapi spesies yang terancam punah telah dikloning oleh para ilmuwan sebelumnya.

Pada 2020, para ilmuwan dari organisasi konservasi nirlaba yang berbasis di AS, Revive & Restore, berhasil mengkloning musang kaki hitam (Mustela nigripes) yang terancam punah.

Baca Juga: Cara Kloning Data HP Android, dengan dan Tanpa Aplikasi

Kloning serigala Arctic. [Sinogene.org]
Kloning serigala Arctic. [Sinogene.org]

Pada tahun yang sama, perusahaan juga berhasil mengkloning kuda Przewalski yang terancam punah (Equus przewalskii), dan teknisi mereka sekarang berusaha menghidupkan kembali merpati penumpang yang punah (Ectopistes migratorius) menggunakan teknologi kloning.

"Kloning adalah alat yang kurang dimanfaatkan secara drastis," kata Ben Novak, ilmuwan utama di Revive & Restore.

"Di masa depan, itu bisa menjadi garis hidup literal bagi spesies yang menjadi lebih langka atau lebih buruk, punah," tukasnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI