Halodoc Jadi Aplikasi Telemedicine Paling Banyak Dipakai Orang Indonesia

Senin, 10 Oktober 2022 | 13:16 WIB
Halodoc Jadi Aplikasi Telemedicine Paling Banyak Dipakai Orang Indonesia
Ilustrasi aplikasi Halodoc di ponsel. [Antara]

Suara.com - Survei Populix mengungkapkan kalau aplikasi layanan kesehatan yang paling banyak digunakan orang Indonesia adalah Halodoc.

Dari 1.005 orang yang disurvei, Halodoc dipilih oleh 79 persen responden.

Di bawah Halodoc ada Alodokter dengan 55 persen responden.

Kemudian ada KlikDokter dengan 28 persen dan Riliv dengan 19 persen responden.

Selanjutnya adalah Bicarakan.id, GoodDoctor, dan Psikologimu yang masing-masing dipilih oleh 14 persen responden.

Adapun alasan orang Indonesia menggunakan aplikasi tersebut karena lebih mudah diakses dengan 87 persen responden, bisa dilakukan kapan dan di mana saja dengan 76 persen responden, dan memiliki biaya terjangkau dengan 63 persen.

Telemedicine. (Dok: Istimewa)
Telemedicine. (Dok: Istimewa)

Alasan lainnya, yakni aplikasi itu menjamin privasi dengan 61 persen responden, dan merasa mendapatkan solusi yang tepat dengan 40 persen responden.

"Masyarakat bersedia mengeluarkan anggaran sebesar Rp 100.000 hingga Rp 250.000 untuk biaya konsultasi," kata Co-Founder dan COO Populix, Eileen Kamtawijoyo, dalam keterangannya, Senin (10/10/2022).

Paparan ini berasal dari laporan Populix bertajuk Indonesia’s Mental Health State and Access to Medical Assistance.

Baca Juga: Masyarakat Indonesia Masih Ada yang Tidak Mau Menggunakan Jaringan 5G, Kemahalan?

Survei ini ditujukan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia pada 10 Oktober.

Survei ini melibatkan 1.005 responden laki-laki dan perempuan berusia 18 hingga 54 tahun di Indonesia yang dilakukan pada 16-17 September 2022.

Eileen menjelaskan, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Sehingga itu tidak bisa diabaikan atau dianggap sepele.

Selain meratakan akses terhadap fasilitas dan dukungan kesehatan mental, edukasi dari berbagai pihak juga masih diperlukan guna menghapus stigma negatif terhadap gangguan kesehatan mental.

Ilustrasi kesehatan mental (pexels.com/maxim-goncharenok)
Ilustrasi kesehatan mental (pexels.com/maxim-goncharenok)

"Dengan demikian, setiap orang diharapkan bisa mendapatkan akses kesehatan dan kesempatan yang sama untuk tetap sehat secara fisik dan mental, agar dapat terus berkarya, mengekspresikan diri, dan memiliki kualitas kehidupan yang lebih baik," jelas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI