Keempat faktor ini krusial dalam menentukan startup mana yang siap dibina ke level yang lebih tinggi.
Dari lima kali penyelenggaraan, teridentifikasi empat tantangan utama yang dihadapi oleh startup tahap awal di Indonesia.
Paling utama adalah faktor diferensiasi (69 persen), dimana startup belum memiliki poin keunggulan dibandingkan kompetitor lokal dan global, atau kesulitan membentuk produk yang sesuai dengan karakteristik dan preferensi masyarakat Indonesia.
Selain itu, 3 dari 5 startup (60 persen) masih kesulitan dalam mengidentifikasi target pasar dan pain points-nya, sehingga pertumbuhan bisnis terhambat (kurang dari 10 persen per bulan atau menunjukkan tren penurunan).
Faktor lain yang kerap menjadi hambatan adalah rekam jejak para founder. Lebih dari setengah startup (54 persen) dijalankan oleh founder yang kurang/belum berpengalaman dalam sektor teknologi/bisnis.
![Startup Studio Indonesia Batch 5 resmi dibuka, demikian diumumkan Kominfo pada Jumat (17/6/2022). [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/17/34313-startup-studio-indonesia.jpg)
Sebagian diantaranya juga belum memiliki penguasaan mindset kewirausahaan yang baik untuk mengambil keputusan bisnis strategis.
Selain itu, 45 persen startup tahap awal beroperasi di sektor pasar yang belum matang, terlalu niche atau memiliki barrier of entry yang tinggi, sehingga membutuhkan edukasi pasar intensif.
Hal ini akan membuat startup tersebut kesulitan untuk scale up dan mengembangkan lini bisnis mereka.
Hingga Batch 5 yang kini tengah berjalan, program inkubasi SSI secara total telah menelurkan 80 alumni startup yang terus berkembang pesat pasca-pelatihan.
Baca Juga: Solusi Menkominfo Beberkan Strategi Startup Digital Hadapi Badai PHK Massal
Tercatat, total pendanaan yang tersalur ke startup alumni SSI Batch 1-3 hingga Mei 2022 mencapai Rp 332,1 miliar.