Item yang melanggar termasuk produk seperti Asus Zenbook Pro dan Flip 14 dengan engsel ErgoLift 360°.
Lenovo mengklaim dalam gugatannya bahwa mereka "telah menderita, dan terus menderita, kerugian langsung dan tidak dapat diperbaiki sebagai akibat dari pelanggaran yang dilakukan oleh Tergugat di masa lalu dan terus berlanjut".
Perusahaan kemudian menyerukan Asus untuk berhenti melakukan pemasaran, periklanan, pendistribusian, penawaran untuk menjual, menjual, atau dengan cara lain mentransfer, termasuk pemindahan atau pengiriman inventaris terhadap produk yang melanggar.
Dalam suratnya kepada ITC, Lenovo berpendapat tidak ada kerugian yang akan menimpa konsumen AS jika produk Asus dilarang.
Hal ini mengingat pangsa pasar PC AS yang kecil dari perusahaan Taiwan (2,9 persen pada Q2 2023) berarti konsumen tidak akan kekurangan alternatif.
![Logo Asus. [Sam Yeh/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/27/28440-logo-asus.jpg)
Di antara empat paten yang disengketakan adalah satu paten yang berkaitan dengan perbaikan yang mengurangi jumlah langkah, teknik Manajemen Daya Nirkabel Wake-On-LAN, sebuah penemuan yang memungkinkan pengguna untuk memulai gulir diagonal di lokasi mana pun dengan menggunakan dua jari, dan blok engsel yang memungkinkan laptop diubah menjadi tablet.
Gugatan Lenovo diajukan pada 15 November di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Utara California.
Dalam gugatannya di California, pembuat ThinkPad mengklaim berhak atas ganti rugi, termasuk hilangnya keuntungan, yang disebabkan oleh dugaan pelanggaran paten.
Sementara itu, merujuk pada pernyataannya di Bursa Efek Taiwan, yang mengatakan bahwa sehubungan dengan proses pengadilan yang sedang berlangsung, Asus akan dengan cermat menjaga hak-haknya sesuai dengan hukum.
Baca Juga: Update Harga Asus Zenfone 8, Mantan HP Flagship Ini Cuma Dibanderol Rp 5 Jutaan