Karenanya mereka memperkirakan Yesus lahir antara tahun 6 SM sampai 4 SM (penting diingat, tahun Sebelum Masehi dihitung mundur dari angka yang paling besar ke yang kecil).
Selain sengkarut soal waktu wafatnya Herodes, para sejarahwan dan sarjana juga meragukan cerita soal pembantaian bayi oleh sang raja. Ada yang bilang cerita itu fiksi belaka.
Reza Aslan, salah satu sarjana keagamaan terkemuka asal Amerika Serikat, dalam bukunya yang kontroversial berjudul Zealot: The Life and Times of Jesus of Nazareth (Random House, 2013) mengatakan tidak ada satu pun bukti sejarah, baik dari catatan Yahudi, Romawi Kuno dan bahkan Kristen sendiri yang mendukung atau menguatkan kisah pembantaian bayi tersebut.
Bintang berekor
Ilmuwan lain berusaha memecahkan teka-teki kelahiran Yesus dengan pendekatan astronomi. Dalam Alkitab diceritakan bahwa saat Yesus lahir ada "bintang berekor" di langit.
Misalnya pada 1991, sebuah artikel di Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society yang ditulis astronom Inggris Colin Humphreys, menyebutkan bahwa bintang berekor dalam kisah kelahiran Yesus adalah sebuah komet.
Cerita tentang komet itu juga ditemukan dalam catatan astronom China - yang selama berabad-abad secara teratur mencatat setiap fenomena unik di langit - dari tahun 5 SM.
Tetapi para astronom menepis teori Humphreys itu dan mengatakan bahwa komet yang dilihat astronom China pada 5 SM tidak seterang seperti yang dikisahkan dalam Alkitab.
Para astronom China mencatat adanya bintang berekor yang sangat terang pada 12 SM, tetapi itu adalah Komet Halley yang menghampir Bumi setiap 76 tahun. Dan 12 SM tidak pas dengan catatan sejarah di sekitar kelahiran Yesus di Timur Tengah.
Baca Juga: Penghujung Tahun, Ada Suasana Natal Klasik Nan Indah Ala Kota New York di Mall Ini!
Teori lain soal "bintang berekor" berkaitan dengan konjungasi Venus dan Yupiter. Ketika dua planet ini berada dalam garis lurus saat dilihat dari Bumi, memang terlihat mirip bintang yang lebih terang. Fenomena ini pernah terjadi pada 2 SM silam.