Penggunaan bambu juga meningkatkan ekonomi lokal. Karena sekitar 6 juta batang bambu didatangkan dari daerah sekitar proyek, memberikan dampak positif pada perekonomian lokal.
Cerucuk bambu juga berperan penting dalam meningkatkan daya dukung tanah. Kekuatan lekat bambu memberikan stabilitas tambahan, terutama di area dengan kondisi tanah yang sangat lunak.
Selain bambu, proyek tol Semarang-Demak juga menggunakan teknologi Prefabricated Vertical Drain (PVD) untuk memperbaiki tanah lunak.
PVD bekerja dengan memampatkan tanah dan mengalirkan air ke permukaan, sehingga meminimalkan risiko penurunan tanah yang berlebihan.
Kombinasi antara matras bambu, cerucuk bambu, dan PVD menjadikan Jalan Tol Semarang-Demak sebagai contoh inovasi konstruksi berbasis alam yang mengedepankan efisiensi dan keberlanjutan.

Solusi untuk Rob dan Kemacetan
Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak bukan hanya memecahkan masalah kemacetan di pantai utara Jawa Tengah, tetapi juga menjadi tanggul laut untuk menangani banjir rob yang kerap melanda Semarang dan Demak.
Dengan berfungsinya jalan tol ini, diharapkan mobilitas masyarakat meningkat, perekonomian semakin lancar, dan permasalahan banjir berkurang secara signifikan.
Penggunaan bambu di proyek ini membuktikan bahwa material lokal yang sederhana dapat menjadi solusi canggih untuk tantangan besar.
Baca Juga: Cacat Prosedur, SHGB Pagar Laut Tangerang Dicabut Nusron Wahid
Selain hemat biaya, bambu juga ramah lingkungan dan mudah diperoleh. Dengan berbagai manfaat yang dihadirkan, bambu layak mendapat tempat sebagai material konstruksi masa depan yang menjanjikan.