Brain Rot: Ketika Otak Kelebihan Beban Informasi

Muhammad Yunus Suara.Com
Rabu, 29 Januari 2025 | 14:47 WIB
Brain Rot: Ketika Otak Kelebihan Beban Informasi
Ilustrasi chatGPT menggambarkan fenomena brain rot di era digital—seorang individu terjebak dalam badai informasi yang terus berputar, dengan kepalanya mulai terfragmentasi akibat kelebihan stimulasi [Suara.com/Muhammad Yunus]

3. Psikologi: Burnout Digital dan Krisis Identitas

Paparan teknologi berlebihan juga berimbas pada kesehatan mental. Banyak orang mengalami burnout digital, merasa lelah secara emosional akibat paparan konten yang terus-menerus.

Selain itu, muncul fenomena comparison culture—di mana kita terus-menerus membandingkan hidup kita dengan kehidupan "sempurna" yang ditampilkan di media sosial.

Alih-alih merasa puas, kita justru semakin cemas dan tidak percaya diri.

Brain Rot di Dunia Pendidikan

Dokter Dito Anurogo sebagai peneliti Institut Molekul Indonesia mengatakan, efek brain rot juga terasa di ruang kelas.

Guru dan dosen mulai mengeluhkan bahwa siswa sulit berkonsentrasi dalam waktu lama, malas membaca teks panjang, dan lebih menyukai soal pilihan ganda daripada uraian yang membutuhkan pemikiran mendalam.

Jika tidak ditangani, generasi mendatang bisa tumbuh dengan daya pikir yang lemah—lebih mudah terdistraksi, sulit berpikir kritis, dan kehilangan keinginan untuk memahami sesuatu secara mendalam.

Bagaimana Mengatasinya?

Baca Juga: Sarwendah Idap Kista di Batang Otak, Tak Mau Jalani Operasi Karena Takut Lumpuh

Meski terdengar mengkhawatirkan, brain rot bukanlah akhir dari segalanya. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan otak kita:

Digital Detox – Coba batasi penggunaan media sosial atau gadget dalam waktu tertentu, misalnya sehari tanpa ponsel atau seminggu tanpa media sosial.

Mindfulness – Latih kesadaran penuh dalam setiap aktivitas. Misalnya, saat makan bersama keluarga, jauhkan ponsel dan fokuslah pada percakapan.

Mengkonsumsi Konten Berkualitas – Pilih bacaan yang lebih mendalam dan reflektif. Jangan hanya bergantung pada ringkasan atau headline.

Latihan Fokus – Biasakan membaca buku tanpa distraksi atau selesaikan tugas tanpa tergoda untuk mengecek ponsel setiap beberapa menit.

Kurangi Multitasking Digital – Fokus pada satu hal dalam satu waktu agar otak tidak terbiasa berpindah-pindah tanpa menyelesaikan tugas dengan baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI