"Jangan dibandingin lah sama Bahlil, jauh banget," sambung @kash*****
"Disertasi kalau beneran dikerjain sendiri itu butuh waktu, keringat, dan usaha yang berdarah-darah. Dan orang yang beneran ngerjain sendiri atau tidak itu keliatan," ujar @lala****
"Buzzer yg mau nyerang anies: Itu bahasa apaan" tulis @Adh***
"Emang ada ya, ujian disertasi pakai joki?" tanya @Prayu***
Insiden ini memicu perdebatan sengit di kalangan warganet, menyoroti pentingnya integritas akademik dan transparansi dalam dunia pendidikan tinggi.
Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa publik semakin kritis terhadap isu-isu yang berkaitan dengan gelar akademik, terutama di kalangan tokoh publik dan pejabat negara.
Perbandingan antara disertasi Anies Baswedan dan Bahlil Lahadalia menggarisbawahi perbedaan dalam pendekatan dan standar akademik.
Hal ini memicu diskusi tentang kualitas pendidikan tinggi di Indonesia dan perlunya menjaga standar yang tinggi dalam pemberian gelar akademik.
Kejadian ini juga menunjukkan bagaimana media sosial menjadi platform penting dalam menyuarakan pendapat dan mengkritisi isu-isu publik.
Respons warganet yang beragam mencerminkan dinamika masyarakat dalam menanggapi isu-isu yang berkaitan dengan integritas dan keadilan.