Tersandung Kasus Monopoli, OpenAI Siap Beli Google Chrome Jika Dijual

Dicky Prastya Suara.Com
Kamis, 24 April 2025 | 07:15 WIB
Tersandung Kasus Monopoli, OpenAI Siap Beli Google Chrome Jika Dijual
Logo OpenAI. [ANTARA]

Suara.com - Perusahaan pemilik ChatGPT, OpenAI siap mengakuisisi Google Chrome jika pengadilan Amerika Serikat memutuskan kalau aplikasi peramban itu harus dijual.

Hal ini diungkap oleh Kepala Produk ChatGPT, Nick Turley saat memberikan kesaksian di sidang kasus monopoli Google yang digelar Washington, Amerika Serikat.

Pengadilan ini sendiri melibatkan Departemen Kehakiman AS yang menyatakan kalau Google diduga melakukan monopoli dalam produk mesin pencari (search engine).

Hakim yang mengawasi sidang tersebut mengungkap kalau Google melakukan monopoli dalam bisnis pencarian daring hingga periklanan digital tahun lalu, dikutip dari Gadgets 360, Kamis (24/4/2025).

Google sendiri belum memutuskan untuk menjual Chrome. Perusahaan teknologi asal AS itu justru berencana banding atas putusan sidang dugaan monopoli.

Kronologi kasus monopoli Google

Awal mula kasus ini mencuat terjadi ketika banyak raksasa teknologi berlomba mengembangkan AI generatif. Persaingan ini melibatkan perusahaan besar maupun rintisan atau startup untuk membangun aplikasi buatan sendiri demi mendapatkan pengguna.

Tapi jaksa menyebut kalau monopoli mesin pencarian yang dilakukan Google membuat mereka untung dalam mengembangkan AI. Bahkan teknologi kecerdasan buatan mereka bisa jadi cara baru untuk mengarahkan pengguna ke mesin pencari andalannya.

Google sendiri berdalih kalau persaingan AI ini tak hanya dilakukan mereka, tapi juga melibatkan Meta hingga Microsoft yang juga raksasa teknologi.

Baca Juga: Babak Baru Kasus Monopoli Google, Giliran Samsung Ikut Terseret

Malah mereka mengungkap dokumen internal OpenAI, di mana Turley sempat mengakui kalau Google bukanlah pesaing terbesar ChatGPT di pasar chatbot AI.

Namun di persidangan, Turley bersaksi bahwa dokumen tersebut ditujukan untuk menginspirasi karyawan OpenAI kalau perusahaan masih tetap mendapatkan keuntungan dari kemitraan distribusi.

Turley turut bersaksi kalau Google sempat menolak tawaran OpenAI untuk menggunakan teknologi mesin pencarinya buat ChatGPT. Pada akhirnya OpenAI menggunakan teknologi dari search engine buatan Microsoft, Bing.

"Kami yakin memiliki banyak mitra, dan khususnya API Google, akan memungkinkan kami menyediakan produk yang lebih baik bagi pengguna," kata OpenAI dalam tawarannya ke Google, menurut email yang ditunjukkan di persidangan.

OpenAI pertama kali menghubungi Google pada bulan Juli, dan tawaran itu ditolak pada Agustus. Alasan Google menolak lantaran kerja sama ini bisa melibatkan terlalu banyak pesaing.

"Kami tidak memiliki kemitraan dengan Google saat ini," tambah Turley.

Ia melanjutkan, usulan Departemen Kehakiman untuk memaksa Google berbagi data search engine ke perusahaan lain bertujuan untuk meminimalisir persaingan serta mempercepat peningkatan ChatGPT.

Data dari mesin pencari memang jadi bagian penting dari ChatGPT untuk memberikan jawaban atas pertanyaan pengguna yang terkini dan berdasarkan fakta, kata Turley.

"ChatGPT masih jauh dari tujuannya untuk dapat menggunakan teknologi pencariannya sendiri guna menjawab 80 persen pertanyaan," pungkasnya.

Samsung terlibat di kasus monopoli Google

Kasus monopoli Google kini memasuki babak baru. Terungkap bahwa Samsung ikut terseret karena mendapatkan bayaran besar demi memasang aplikasi Gemini di Galaxy AI.

Informasi ini mencuat dalam persidangan anti monopoli Google dengan Departemen Kehakiman Amerika Serikat, sebagaimana dilansir dari Gizmochina, Rabu (23/4/2025).

Berdasarkan dokumen pengadilan dari persidangan Departemen Kehakiman AS, terungkap bahwa Google melakukan pembayaran besar kepada Samsung setiap bulannya.

Biaya tersebut dimaksudkan agar Gemini, platform kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI) milik Google, terpasang di HP Samsung Galaxy.

Pengadilan mengatakan kalau pembayaran ini dilakukan sejak peluncuran ponsel Samsung Galaxy S25 pada Januari 2025 kemarin. Kerja sama kedua perusahaan ini pun mencakup pemotongan pendapatan iklan Gemini untuk Samsung, yang bisa diperpanjang hingga tahun 2028.

Sayang jumlah biaya Google ke Samsung masih dirahasiakan. Namun Pengacara Departemen Kehakiman AS, David Dahlquist mengatakan kalau angka tersebut sangat besar.

Kolaborasi ini disebut mendukung fitur-fitur Galaxy AI, yang mana beberapa di antaranya eksklusif untuk Samsung. Di satu sisi Google kebagian untung karena memiliki platform besar untuk melatih teknologi AI, sementara Samsung juga cuan karena mendapatkan bayaran.

Tapi Departemen Kehakiman AS berpendapat bahwa fakta ini adalah pengulangan dari strategi monopoli Google, yakni dengan menggunakan dominasi mesin pencariannya (search engine) untuk meningkatkan AI dan mengarahkan pengguna memakai Google.

Dengan putusan yang telah menyatakan bahwa pembayaran semacam itu ilegal, hasil persidangan dapat memaksa Google untuk membatalkan kesepakatan ini atau bahkan menjual Chrome.

Efeknya, ini bakal mengguncang kemitraan Google yang erat dengan Samsung sekaligus memperluas persaingan AI antar perusahaan lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI