Meskipun bersikap kritis terhadap aplikasi DeepSeek, Microsoft sebelumnya sempat menawarkan model AI R1 milik DeepSeek melalui layanan cloud Azure miliknya setelah popularitasnya melonjak awal tahun ini.
Namun, Smith menjelaskan bahwa menawarkan model AI sebagai infrastruktur berbeda dengan menyediakan akses langsung ke aplikasi chatbot-nya.
Mengingat DeepSeek bersifat open source, pihak lain memang dapat mengunduh modelnya, menyimpannya di server pribadi, dan menawarkannya kepada klien tanpa mengirimkan data kembali ke China.
Kendati demikian, risiko penyebaran propaganda atau pembuatan kode yang tidak aman tetap menjadi perhatian.

Smith menambahkan bahwa Microsoft bahkan telah melakukan analisis mendalam terhadap model AI DeepSeek dan melakukan "perubahan" untuk menghilangkan "efek samping berbahaya," meskipun rincian perubahan tersebut tidak diungkapkan secara detail.
Microsoft menekankan bahwa model DeepSeek yang ditawarkan di Azure telah melalui serangkaian pengujian keamanan yang ketat.
Menariknya, meskipun DeepSeek secara langsung bersaing dengan aplikasi chatbot pencarian internet Copilot milik Microsoft, perusahaan besutan Bill Gates ini tidak melarang semua aplikasi pesaing serupa dari toko aplikasi Windows-nya.
Sebagai contoh, Perplexity, aplikasi chatbot AI lainnya, masih tersedia di toko aplikasi Windows.
Namun, aplikasi dari rival utama Microsoft, Google, termasuk peramban Chrome dan chatbot Gemini, tidak ditemukan dalam pencarian di toko aplikasi Microsoft.
Baca Juga: Awas DeepSeek Palsu Beredar Targetkan Profesional Berbahasa Mandarin
Langkah Microsoft terhadap DeepSeek ini menunjukkan betapa seriusnya perusahaan dalam menjaga keamanan data dan integritas informasi di kalangan internalnya.