Harga iPhone Bisa Makin Mahal Gegara Donald Trump

Dicky Prastya Suara.Com
Selasa, 13 Mei 2025 | 21:48 WIB
Harga iPhone Bisa Makin Mahal Gegara Donald Trump
Tampilan iPhone 16 website di iBox [Suara.com/iBox]

Suara.com - Apple dilaporkan sedang merencanakan kenaikan harga untuk jajaran iPhone terbarunya pada musim gugur Amerika Serikat, tepatnya periode September, Oktober, hingga November.

Alasan Apple menaikkan harga iPhone dilatarbelakangi kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, soal tarif impor, sebagaimana dilaporkan Wall Street Journal yang dikutip dari Gadgets360, Selasa (13/5/2025).

Namun Apple juga meminimalisir kenaikan harga itu dengan merilis banyak fitur hingga perubahan desain, termasuk iPhone tipis. Dengan demikian naiknya harga iPhone tak terlalu diprotes konsumen.

Apple sendiri adalah perusahaan teknologi yang selama ini produknya dirakit di China. Nah Tiongkok jadi negara paling terdampak efek tarif Trump hingga 145 persen.

Sayang Apple tidak menanggapi soal rumor kenaikan harga iPhone tersebut.

Jika Apple memutuskan untuk menaikkan harga iPhone, perusahaan asal AS itu bisa mengurangi efek biaya produksi yang tinggi. Lebih lagi mereka juga sempat mengalihkan pabrik dari China ke India.

Awal bulan ini, Apple sendiri mengakui kalau kebijakan tarif Trump bisa menambah biaya perusahaan hingga 900 Dolar AS atau Rp 14,8 triliun untuk kuartal April hingga Juni 2025.

Untuk mengurangi biaya itu, Apple mengatakan kalau sebagian besar iPhone yang dijual di AS akan diproduksi dari India.

Kekhawatiran harga iPhone naik juga sempat dilontarkan para analis. Mereka memperingatkan perusahaan apabila mau menaikkan harga, maka harus siap juga pangsa pasarnya berkurang.

Baca Juga: Tiba di Riyadh, Presiden Donald Trump Disambut 21 Kali Tembakan Meriam

Lebih lagi para pesaing seperti Samsung terus berinovasi dengan fitur-fitur kecerdasan buatan (artificial intelligence atau AI), berbeda dengan Apple yang justru telat menerapkannya.

Analis dari firma riset Rosenblatt Securities juga sudah memperkirakan kenaikan harga iPhone hingga 43 persen.

Sebagai contoh harga iPhone 16 di AS dibanderol 799 Dolar AS atau Rp 13,1 juta, tapi bisa naik menjadi 1.142 Dolar AS atau Rp 18,8 juta.

Trump akhirnya nyerah, mau turunkan tarif impor China

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampaknya mulai cemas dengan balasan pihak China dalam perang dangan yang ditimbulkan. Pasalnya, Trump mulai perlahan menurunkan tarif resiprokal kepada negeri tirai bambu itu.

Seperti dinukil dari The Guardian, Minggu, 11 Mei 2025, penurunan tarif ini diumumkan Trump lewat media sosialnya. Dalam unggahannya, menurunkan tarif ke China dari 145 persen menjadi 80 persen.

"Tarif 80 persen untuk China tampaknya tepat! Terserah Scott Bessent (Menteri Keuangan AS)," tulis Trump di akun media sosialnya.

Untuk diketahui, Pejabat tinggi AS diperkirakan akan bertemu dengan delegasi China pada akhir pekan ini di Swiss. Pertemuan ini merupakan yang pertama kali setelah perang dagang tercetus yang dimulai dari provokasi tarif oleh Trump.

Dua perwakilan perdagangan senior Amerika Serikat, Bessent dan Jamieson Greer, akan bertemu dengan mitra mereka dari China dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi di Jenewa akhir pekan ini.

Pertemuan ini merupakan dialog paling senior yang diketahui antara kedua negara dalam beberapa bulan terakhir, di tengah meningkatnya kekhawatiran pasar AS atas dampak tarif terhadap harga dan pasokan barang-barang konsumen.

Konflik dagang antara Amerika Serikat dan China telah memasuki babak baru sejak Presiden Trump memberlakukan tarif yang ia sebut sebagai hari pembebasan pada 2 April lalu.

Langkah tersebut segera dibalas oleh Tiongkok dengan menerapkan tarifnya sendiri, sebuah tindakan yang dianggap Trump sebagai bentuk kurangnya rasa hormat.

Sejak saat itu, tarif antar kedua negara terus meningkat secara signifikan, dengan tarif AS terhadap barang-barang China kini mencapai 145 persen, sementara Tiongkok menerapkan tarif sebesar 125 persen terhadap produk dari AS.

Dampak dari ketegangan ini mulai terlihat pada data perdagangan. Meskipun total ekspor China melampaui ekspektasi pada bulan April, perdagangan dengan AS justru mengalami penurunan tajam.

Data resmi menunjukkan bahwa ekspor China ke AS, salah satu mitra dagang utamanya, turun sebesar 17,6 persen pada bulan tersebut.

Namun secara keseluruhan, ekspor China naik 8,1 persen secara tahunan, mengungguli perkiraan para analis yang hanya memperkirakan pertumbuhan 2 persen.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI