Waspadai Kejahatan Digital! Ini 5 Tips Jaga Data Pribadi

Muhammad Yunus Suara.Com
Jum'at, 16 Mei 2025 | 16:34 WIB
Waspadai Kejahatan Digital! Ini 5 Tips Jaga Data Pribadi
Penyalahgunaan data bisa terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari pencurian identitas. Hingga penyebaran informasi sensitif yang bisa merugikan pengguna secara finansial maupun psikologis [Suara.com/Antara]

Suara.com - Di tengah kemudahan layanan digital yang semakin merajai keseharian, keamanan data pribadi menjadi isu yang tidak boleh diabaikan.

Meski sejumlah platform keuangan digital legal di Indonesia telah dilengkapi fitur keamanan berlapis, potensi ancaman kejahatan siber tetap mengintai.

Brand Manager platform fintech lending AdaKami, Jonathan Kris, mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat untuk lebih bijak dalam menjaga informasi pribadi.

Ia menegaskan bahwa penyalahgunaan data bisa terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari pencurian identitas.

Hingga penyebaran informasi sensitif yang bisa merugikan pengguna secara finansial maupun psikologis.

“Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kesadaran dan menjaga informasi pribadi dengan lebih bijak. Dengan langkah pencegahan yang tepat, kenyamanan gaya hidup digital tetap bisa dinikmati tanpa rasa khawatir,” ujar Jonathan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (16/5).

Ia menambahkan, meskipun platform seperti AdaKami terus berupaya memperkuat sistem keamanannya.

Pengguna tetap memiliki peran penting dalam menjaga kerahasiaan data mereka sendiri.

Untuk itu, Jonathan membagikan sederet tips sederhana namun penting agar masyarakat dapat lebih terlindungi.

Baca Juga: Airlangga: RI Berpotensi Raup Devisa 8 Miliar Dolar AS dari Transaksi QRIS Jemaah Haji

Saat menjalani aktivitas di dunia digital, khususnya dalam menggunakan layanan keuangan daring.

1. Jaga Informasi Pribadi di Media Sosial

Di era media sosial, banyak orang tanpa sadar membagikan informasi yang sebenarnya bersifat pribadi.

Data seperti tanggal lahir, nama ibu kandung, alamat rumah, hingga kode OTP bisa menjadi celah empuk bagi pelaku kejahatan siber.

Tren membagikan momen ulang tahun, misalnya, memang terlihat tidak berbahaya.

Namun, informasi ini bisa dipakai untuk menjawab pertanyaan verifikasi keamanan di berbagai layanan digital.

Maka dari itu, bijaklah dalam mengunggah informasi pribadi, meskipun terlihat sepele.

2. Hati-Hati dengan Label Paket Belanja Online

Belanja daring sudah menjadi gaya hidup. Namun, banyak orang lalai memperhatikan label pengiriman di paket mereka.

Padahal, nama lengkap, nomor telepon, dan alamat rumah yang tercantum bisa dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab untuk kejahatan seperti penipuan atau pencurian identitas.

Pastikan untuk merobek, menghapus, atau menghancurkan label paket sebelum membuang kemasannya.

Hal kecil ini bisa menjadi langkah besar dalam melindungi data pribadi.

3. Waspadai Tawaran Voucher atau Hadiah Menggiurkan

Siapa yang tidak tertarik dengan hadiah atau voucher gratis? Namun, tawaran yang meminta data pribadi tanpa sumber yang jelas patut dicurigai.

Bisa jadi itu adalah modus phishing untuk mencuri data penting seperti nomor rekening, KTP, atau OTP.

Selain berhati-hati terhadap tautan mencurigakan, pastikan perangkat ponsel maupun komputer yang digunakan telah dilengkapi sistem keamanan dan antivirus yang selalu diperbarui.

4. Hindari Transaksi Keuangan via Wi-Fi Publik

Kemudahan akses internet di tempat umum memang menggiurkan. Tapi perlu diingat, jaringan Wi-Fi publik rentan disusupi pihak tak dikenal.

Ini bisa membuka celah bagi pencurian data saat Anda mengakses aplikasi perbankan atau melakukan transaksi keuangan.

Sebaiknya, lakukan transaksi hanya melalui jaringan pribadi yang aman. Bila terpaksa menggunakan Wi-Fi publik, hindari membuka aplikasi keuangan atau login ke akun penting.

5. Abaikan Customer Service di Luar Platform Resmi

Belakangan marak penipuan yang mengatasnamakan layanan pelanggan suatu platform.

Mereka biasanya menghubungi lewat pesan pribadi dan menawarkan bantuan, hadiah, atau pinjaman cepat dengan syarat tertentu.

Waspadalah jika pihak tersebut meminta Anda melakukan transaksi atau memberikan data pribadi di luar platform resmi.

Selalu pastikan interaksi hanya dilakukan melalui kanal resmi seperti situs atau aplikasi yang telah terverifikasi.

“Transaksi resmi hanya dilakukan di dalam platform e-commerce atau aplikasi resmi. Jangan pernah memberikan data pribadi, OTP, atau melakukan pembayaran ke rekening pribadi atas nama oknum. Ini jelas modus penipuan,” tegas Jonathan.

Dengan meningkatnya kesadaran digital dan penerapan kebiasaan aman, masyarakat bisa menikmati layanan fintech dengan lebih tenang dan nyaman.

Platform seperti AdaKami juga terus berkomitmen memberikan edukasi dan perlindungan maksimal bagi seluruh penggunanya.

Digitalisasi memang membawa banyak manfaat, tetapi juga menuntut kewaspadaan lebih tinggi.

Bijak dalam berinternet, jaga data pribadi, dan jangan mudah tergiur oleh tawaran yang tidak jelas sumbernya.

Gaya hidup digital yang aman adalah tanggung jawab bersama.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI