"Gereja harus menunjukkan cinta Tuhan kepada semua orang, demi persatuan yang menghargai perbedaan dan cerita masing-masing individu," tegasnya.
Dengan rendah hati, Paus Leo menyebut dirinya sebagai hamba yang dipilih bukan karena prestasi, tetapi karena kehendak ilahi.
"Saya terpilih dalam konklaf tanpa prestasi apa pun, dan dengan takut dan gemetar, saya menemui para jemaat sebagai saudara yang mau melayani iman dan kebahagiaan mereka," katanya menyentuh hati para hadirin.
Lebih lanjut, ia mengajak umat untuk membangun Gereja yang berlandaskan cinta kasih, menjadi agen perdamaian, dan membuka diri terhadap dunia.
"Dengan cahaya dan kuasa Roh Kudus, mari kita membina Gereja yang berdasar pada cinta Tuhan dan tanda persatuan, sebuah Gereja misionaris yang membuka tangannya kepada dunia, yang menyerukan firman-Nya, yang mau diusik oleh sejarah, dan yang menjadi bibit demi keselarasan bagi kemanusiaan," tandasnya.
Paus Leo Soroti Teknologi

Selain pesan tentang persatuan, dalam misa perdananya pada Kamis (8/5) sebelum pelantikan resmi, Paus Leo XIV juga menyampaikan peringatan mengerikan mengenai arah perkembangan dunia modern yang semakin menjauh dari iman.
"Tempat-tempat ini adalah lingkungan yang tidak mudah untuk menjadi saksi dan pewarta Injil. Di sana, para beriman sering diejek, ditolak, diremehkan, atau paling baik hanya ditoleransi dan dikasihani," katanya dikutip dari UNILAD.
Ia menilai bahwa masyarakat saat ini semakin memuja teknologi, kekuasaan, uang, dan kenikmatan duniawi, sehingga menimbulkan krisis makna hidup dan nilai spiritual.
Baca Juga: Pemanfaatan Teknologi untuk Pemberdayaan UMKM Perempuan: Inisiatif Digital dari GrabExpress
"Kurangnya iman secara tragis disertai dengan hilangnya makna hidup, pengabaian terhadap belas kasih, pelanggaran mengerikan terhadap martabat manusia, krisis keluarga, dan banyak luka yang menggerogoti masyarakat kita," ujar Paus dalam bahasa Italia.