"Perbedaan pada sekuens DNA mitokondria bisa mencapai 11 persen, yang menunjukkan adanya isolasi evolusioner yang cukup lama," katanya.
Dia menambahkan bahwa sebagian besar spesies baru itu hanya diketahui dari satu titik lokasi di sungai kecil atau anak sungai yang belum terpetakan secara ekologis, sehingga sangat rentan terhadap gangguan lingkungan.
"Lokasi asal spesimen tidak sepenuhnya kami ungkap dalam publikasi demi menjaga kelestarian populasi di alam," tutur Rury.
Menurut dia, riset lanjutan dan pemetaan sebaran spesies sangat diperlukan untuk mendukung kebijakan konservasi yang berbasis data ilmiah.
Dia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara eksplorasi sains dan perlindungan habitat, terlebih di wilayah yang mulai terjamah aktivitas manusia.
Publikasi ini menambah daftar kontribusi penting UGM dalam riset biodiversitas tropis, sekaligus menegaskan kapasitas akademik Fakultas Biologi UGM dalam kolaborasi ilmiah global.
"Kami percaya bahwa sains yang kuat harus berakar pada pemahaman lokal, demi masa depan yang lebih lestari," ujar Rury.