Sebagai perbandingan, jarak satu derajat di langit kira-kira selebar jari kelingking Anda saat direntangkan ke arah langit. Keduanya akan bersinar terang, menciptakan pemandangan yang sangat fotogenik dan mudah ditemukan bahkan bagi pengamat pemula sekalipun.
Pertemuan Dekat di Langit Fajar: Konjungsi Bulan dan Merkurius (21 Agustus)
![Ilustrasi Merkurius, planet terkecil dan yang paling dekat dengan Matahari di tata surya kita. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/10/20/98826-merkurius.jpg)
Setelah pertunjukan akbar di pertengahan bulan, langit kembali menawarkan atraksi menarik pada 21 Agustus dini hari. Kali ini giliran Bulan yang akan tampak berdekatan dengan Merkurius.
Untuk menyaksikan fenomena ini, Anda perlu bangun lebih awal dan mengarahkan pandangan ke langit timur sebelum fajar menyingsing.
Meskipun keduanya akan terlihat berdekatan, jaraknya tidak cukup dekat untuk bisa dilihat bersamaan dalam satu bidang pandang teleskop.
Namun, pemandangan sabit Bulan di dekat planet terkecil di tata surya ini tetap menjadi momen yang layak untuk diabadikan.
Black Moon yang Misterius (23 Agustus): Saat Bulan Menghilang dari Pandangan
![Ilustrasi penampakan Bulan. [Dok.Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2024/08/30/96042-ilustrasi-bulan.jpg)
Pada 23 Agustus, Bulan akan memasuki fase Bulan Baru, di mana posisinya berada di antara Matahari dan Bumi, menyebabkan sisi terangnya membelakangi kita. Akibatnya, Bulan tidak akan terlihat sama sekali dari Bumi.
Namun, fase Bulan Baru kali ini bukanlah yang biasa, melainkan sebuah fenomena yang dikenal sebagai Black Moon atau Bulan Hitam.
Baca Juga: Fakta Gerhana Matahari Total 2 Agustus 2025, Ini Fenomena Langit yang Sebenarnya Terjadi
Dikutip dari Time and Date, ada dua jenis Bulan Hitam, yakni Bulanan dan Musiman. Peristiwa 23 Agustus ini tergolong sebagai Bulan Hitam Musiman, yaitu fase Bulan Baru ketiga yang terjadi dalam satu musim astronomi yang memiliki empat fase Bulan Baru.
Fenomena ini terbilang lebih jarang terjadi dibandingkan Bulan Hitam Bulanan (Bulan Baru kedua dalam satu bulan kalender), dengan siklus kemunculan rata-rata setiap 33 bulan sekali.
Sesuai namanya, Anda tidak akan bisa melihat apa-apa, karena sisi Bulan yang menghadap Bumi sama sekali tidak tersinari. Namun, mengetahui bahwa sebuah peristiwa astronomi langka sedang terjadi di atas sana memberikan sensasi tersendiri.