Suara.com - Fenomena unik dan tidak biasa terjadi hari ini. Tidak sampai 24 jam dalam satu hari, 5 Agustus 2025 jadi hari terpendek di Bumi.
Di hari ini, rotasi Bumi berlangsung lebih cepat sekitar 1,25 milidetik dibanding durasi normal satu hari yaitu 86.400 detik.
Hari terpendek ini tidak hanya berkaitan dengan waktu siang dan malam. Hal ini memiliki kaitan erat dengan waktu yang dibutuhkan Bumi untuk menuntaskan satu putaran penuh.
Meskipun hitungan milidetik ini tidak terlalu mempengaruhi kegiatan sehari-hari. Dampak hari terpendek di Bumi ini juga cukup berpengaruh pada sistem presisi tinggi seperti GPS, komunikasi satelit, dan standarisasi waktu global.
Apa Itu "Hari Terpendek"?

Istilah “hari terpendek” merujuk pada durasi rotasi penuh Bumi yang sedikit lebih cepat dari standar satu hari.
Khusus di 5 Agustus 2025 ini, diperkirakan jika durasi harinya hanya sekitar 86.399,99875 detik, sekitar 1,25 milidetik lebih cepat dari biasanya..
Tidak hanya berpengaruh pada GPS, komunikasi satelit dan standarisasi waktu global, hari terpendek di Bumi ini juga mempengaruhi jam atom dan sinkronisasi waktu internasional.
Fenomena hari terpendek pada 5 Agustus 2025 diduga dipicu oleh sejumlah faktor yang memengaruhi percepatan rotasi Bumi.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Asuransi Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia
Salah satunya adalah posisi Bulan yang berada pada sudut ekstrem dari garis katulistiwa (maximum declination), sehingga meningkatkan gaya pasang surut dan mempercepat rotasi planet.
Selain itu, dinamika internal Bumi seperti pergerakan inti cair juga diduga memengaruhi distribusi momentum sudut, yang menyebabkan bagian luar Bumi berputar lebih cepat.
Tak hanya itu, perubahan distribusi massa akibat pencairan es di kutub dan naiknya permukaan laut turut berkontribusi, meskipun dampaknya masih perlu diteliti lebih lanjut.
5 Agustus 2025 menjadi salah satu hari terpendek dalam sejarah zaman modern, karena rotasi Bumi berlangsung lebih cepat sekitar 1,25 milidetik.