5. Bentuk dan latih relawan siaga karhutla
Komunitas yang terlatih untuk mengamankan titik panas, patroli rutin, dan melapor cepat akan memperkecil risiko kebakaran meluas. Program pelatihan ini bisa diselenggarakan BPBD bersama masyarakat.
6. Pasang menara pengawas dan gunakan teknologi deteksi
Menara pengawas, kamera, dan pemanfaatan citra satelit atau aplikasi pelaporan bisa mempercepat deteksi titik api sehingga tindakan cepat bisa diambil.
7. Buat sekat bakar (firebreak) di area rawan
Membuka jalur terbuka tanpa vegetasi pada lebar tertentu membantu menghentikan laju penyebaran api apabila muncul, dan perencanaan sekat harus mengikuti rekomendasi teknis setempat.
8. Koordinasi antar-instansi dan penegakan hukum
Aturan yang jelas terhadap pembakar liar dan implementasi sanksi akan memberi efek jera, sementara koordinasi antar-dinas memastikan sumber daya terdistribusi tepat saat darurat.
9. Pantau hari tanpa hujan dan prakiraan cuaca
Hari tanpa hujan yang panjang meningkatkan risiko, memadukan data BMKG dan pengamatan lokal membantu menentukan kapan larangan pembakaran ketat diberlakukan.
10. Edukasi berkelanjutan kepada Masyarakat
Kampanye sederhana namun rutin lewat pertemuan warga, poster, dan media sosial membuat pesan pencegahan menancap kuat, mengurangi praktik berisiko yang seringkali muncul karena ketidaktahuan.***