Suara.com - Jahe adalah salah satu tanaman rimpang atau rhizoma yang memiliki banyak manfaat. Di Indonesia dimanfaatkan sebagai obat dan rempah atau bumbu dapur. PT Indo Tropikal Group mengolahnya menjadi permen jahe untuk komoditi ekspor. Dikemas dengan merek "Reed’s", atau sesuai permintaan pemesan.
Perusahaan keluarga yang dimotori Awwalin, Nuri, dan Tonny ini berlokasi di Karanganyar, Solo Raya.
“Pembuatan permen ini mengandalkan tenaga lokal termasuk kaum perempuan berjumlah 29 orang, juga ada satu pegawai freelance difabel yang menangani desain seperti kemasan. Apabila ada desain permintaan dari buyer, ia yang menangani. Selain itu ada puluhan tenaga kerja lelaki,” papar Nuri, salah satu owner PT Indo Tropikal Group.
“Selain permen jahe, kami juga ekspor turunannya, yaitu jahe, kunyit kuning, kunyit putih (temu putih), serta temulawak dalam bentuk serbuk maupun irisan-irisan segar, tergantung permintaan,” lanjutnya.
Usaha permen jahe rasa orisinal, juga varian paduan rasa nanas serta mangga ini dimulai pada 2017. Kemudian pada 2023, PT Indo Tropikal Group bergabung menjadi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) binaan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
“LPEI sangat membantu, terutama untuk UMKM-UMKM seperti kami. Salah satu bentuk dukungannya adalah menerjunkan kami dalam pameran-pameran internasional seperti Trade Expo International (TEI) 2025 di ICE BSD City, Banten ini. Sehingga bisa membuka cakrawala kami dan menambah pasar untuk melaju ke arah global,” kata Nuri.

Ekspor perdana permen jahe PT Indo Tropikal Group memiliki tujuan ke Los Angeles dan Miami, Amerika Serikat. Dalam setahun, pengiriman mencapai delapan kontainer ukuran tinggi. Setahun berikutnya, pembeli bertambah, yaitu dari Kanada, serta Denmark, dan seluruhnya bertahan sampai kini.
“LPEI selalu mengundang kami, acaranya antara lain menghadirkan narasumber dari Bea Cukai, sehingga kami selalu memperoleh informasi terbaru terkait komoditi yang dikirim ke luar negeri. Juga ada pengenalan dan pembekalan, serta diberi fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE),” jelas Nuri.
Hadir di gerai LPEI dalam TEI 2025, Nuri menyatakan bahwa pameran kali ini lebih ramai dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Kacang Mete Indonesia Sukses Jadi Camilan Penerbangan Internasional
“Buyer lebih banyak, yaitu dari Amerika Serikat, Kanada, India, dan Pakistan. Pembeli dari dua negara Asia adalah distributor besar dan berminat untuk produk bumbu atau rempah, atau dalam bentuk serbuk,” jelasnya.
Penandatanganan kesepakatan ekspor juga dilakukan PT Indo Tropikal Group bersama buyer lewat TEI 2025. Nilai kontainer atau kemasan pengiriman mencapai sekira 35.000 USD untuk satu kontainer 40 high cube value di mana nilai rata-rata biasanya berada di kisaran 20.000-140.000 USD.

“Lewat TEI 2025 ini, kami sudah menandatangani penjualan ke Amerika Serikat, dengan distributor Kanada, yang memiliki perusahaan di Amerika Serikat. Mereka siap mengadakan kunjungan pabrik ke Karanganyar, dan setelahnya mungkin menandatangani kontrak untuk Kanada—setelah MoU untuk Amerika Serikat. Selain itu, juga ada business matching dengan Libya, juga Turki,” kata Nuri.
Perdana dikenal lewat ajang TEI, ia menyatakan bahwa produk permen jahe “Reed’s” semakin dikenal di mancanegara serta mendatangkan pembeli potensial. Termasuk peminat dari Korea di mana mereka ikut pameran di negara itu pada Juli 2025 dan Oktober langsung mengantongi kontrak.
Meskipun demikian, perjalanan si permen jahe menguak pasar internasional tidaklah mudah. Contohnya dalam menangani para pembeli baru.
“Kami gunakan sistem pertama beli putus, karena pembeli mesti menjalani semacam trial order dan trial market. Ini berbeda dengan buyer langganan kami, yang sudah tahu karakteristik produk dan pasar,” jelas Nuri.