-
Google Drive for Desktop kini dilengkapi AI untuk deteksi dan intervensi ransomware.
-
Sistem AI otomatis hentikan sinkronisasi file saat terdeteksi aktivitas mencurigakan.
-
Fitur ini tersedia gratis untuk seluruh pengguna Google Workspace.
Suara.com - Google Cloud resmi meluncurkan inovasi terbaru dalam perlindungan data dengan menghadirkan deteksi dan intervensi ransomware berbasis kecerdasan buatan (AI) di Google Drive for Desktop.
Langkah ini ditujukan untuk menghentikan penyebaran ransomware secara otomatis dan memudahkan pengguna dalam pemulihan file yang terinfeksi, sehingga file pengguna tetap aman dan organisasi terlindungi dari serangan siber yang merusak.
Ransomware terus menjadi momok serius bagi berbagai sektor, mulai dari layanan kesehatan, pendidikan, ritel, hingga pemerintahan.
Menurut laporan terbaru Mandiant, bagian dari Google Cloud, 21 persen dari seluruh insiden penyusupan sepanjang 2024 terkait ransomware, dengan kerugian rata-rata mencapai lebih dari 5 juta Dolar AS per insiden.
“Ransomware bukan lagi sekadar masalah TI, tetapi ancaman nyata yang mengganggu operasi bisnis inti,” ujar Fanly Tanto, Country Director Google Cloud Indonesia, dalam keterangan resminya, Rabu (1/10/2025).
Data Mandiant juga mengungkap bahwa 89 persen organisasi di Jepang dan Asia Pasifik baru mengetahui serangan ransomware setelah menerima permintaan tebusan atau peringatan dari pihak ketiga.
“Hal ini menunjukkan lemahnya kemampuan deteksi dan intervensi internal,” tambah Fanly.
Google pun menyadari bahwa metode antivirus tradisional yang hanya mengandalkan blokir kode berbahaya sudah tidak memadai untuk menghadapi ancaman ransomware yang semakin canggih.
AI Google Drive for Desktop: Inovasi Perlindungan Data yang Revolusioner
Baca Juga: Gegara Tren Viral, Gemini Nano Banana Ciptakan 5 Miliar Gambar AI
Google Drive for Desktop kini dilengkapi model AI eksklusif yang dilatih menggunakan jutaan sampel ransomware dunia nyata.
Sistem ini mampu mendeteksi aktivitas mencurigakan yang mengindikasikan upaya enkripsi massal pada file pengguna, yang merupakan ciri khas serangan ransomware.
Saat aktivitas mencurigakan terdeteksi, sistem secara otomatis menghentikan sinkronisasi file yang terdampak sehingga mencegah penyebaran lebih luas.
Fanly Tanto menjelaskan, “Solusi ini menciptakan semacam ‘balon pelindung’ di luar file pengguna, menghentikan ransomware merusak data penting dan membuatnya tidak bisa digunakan.”
Pengguna juga akan mendapatkan notifikasi lengkap lewat desktop dan email dengan panduan pemulihan yang mudah melalui antarmuka web Google Drive.
“Proses pemulihan cepat ini menghilangkan kebutuhan akan re-imaging atau software mahal, cukup dengan beberapa klik saja,” tambahnya.