Suara.com - China sedang memasuki periode krusial dalam program luar angkasanya. Sejumlah uji coba dan peluncuran direncanakan berlangsung pada kuartal terakhir 2025, yang akan menentukan langkah besar negara itu dalam misi pendaratan awak di bulan sebelum dekade ini berakhir.
Ambisi besar ini terlihat jelas dari serangkaian pengujian yang sudah dilakukan sepanjang 2025. Mengutip dari Space News (30/9/2025), sejumlah perangkat penting, mulai dari roket Long March 10, pesawat ruang angkasa berawak Mengzhou, hingga wahana pendarat Lanyue, semuanya telah melewati tahap uji awal.
Roket Long March 10 dipandang sebagai tulang punggung misi berawak ke bulan. Mengutip Space News (30/9/2025), badan antariksa Tiongkok, CASC (China Aerospace Science and Technology Corporation), sudah melaksanakan dua kali uji statis pada tahap pertama versi pendek roket tersebut.
Ke depan, Long March 10 penuh akan menggunakan tiga tahap pertama yang digabung. Menurut laporan, kemungkinan uji api statis penuh dan uji terbang rendah akan digelar dalam beberapa bulan mendatang. Jika berhasil, hal ini akan menandai langkah besar menuju kesiapan roket dalam membawa manusia ke luar orbit Bumi.
Selain roket, perhatian juga tertuju pada pesawat ruang angkasa Mengzhou yang akan membawa astronot dalam misi bulan. Pada Juni lalu, pesawat ini sukses menjalani uji pad abort atau sistem penyelamatan darurat di landasan.
Kini, uji berikutnya adalah in-flight escape test saat tekanan dinamis maksimum. Uji ini dinilai krusial untuk membuktikan keamanan awak jika terjadi kegagalan peluncuran. Badan antariksa berawak Tiongkok, CMSEO, menargetkan uji ini sebelum akhir tahun, meski belum mengungkap lokasi maupun sistem peluncuran yang akan digunakan.
Kemungkinan, kabar terbaru akan disampaikan saat konferensi pers misi Shenzhou-21 ke stasiun luar angkasa Tiangong.
Tak hanya program bulan, industri peluncuran roket Tiongkok juga memasuki fase penting. Beberapa roket baru dijadwalkan melakukan penerbangan perdana sebelum 2025 berakhir.
Salah satunya Long March 12A yang sedang dikembangkan oleh Shanghai Academy of Spaceflight Technology. Roket ini dirancang bisa digunakan kembali. Setelah sukses melakukan uji api tahap kedua, Long March 12A sudah lebih dulu menjalani uji peluncuran tahap pertama dan pendaratan vertikal di laut pada Januari lalu.
Baca Juga: CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
Dari sektor swasta, Landspace berencana meluncurkan roket Zhuque-3 pada November mendatang. Roket berbahan bakar metana ini sudah menjalani uji api sembilan mesin pada tahap pertama, serta serangkaian tes pendaratan vertikal.

Perusahaan lain, Space Pioneer, juga hampir siap dengan Tianlong-3. Setelah mengalami insiden dramatis tahun lalu, kini roket itu berhasil melalui uji api tahap pertama. Orienspace menargetkan peluncuran Gravity-2, sedangkan iSpace berambisi menerbangkan Hyperbola-3 dengan bantuan kapal drone untuk pemulihan roket.
CAS Space dengan roket Kinetica-2 serta Galactic Energy dengan Pallas-1 juga tidak mau kalah. Galactic Energy bahkan baru saja sukses melakukan uji api tahap kedua untuk roket andalannya.
Gelombang uji coba ini terjadi setelah bulan yang sangat sibuk bagi industri luar angkasa Tiongkok. Negara itu baru saja meluncurkan satelit untuk proyek broadband nasional Guowang, serta satelit untuk mega konstelasi Internet of Things milik Geely, Geesatcom.
Dengan banyaknya proyek raksasa seperti ini, para pengembang roket baru berlomba-lomba membuktikan keandalan sistem mereka. Kontrak besar diyakini akan menjadi rebutan, baik dari lembaga pemerintah maupun sektor swasta.
Langkah yang ditempuh Tiongkok tahun ini menunjukkan betapa seriusnya mereka mengejar target pendaratan manusia di bulan sebelum 2030. Kesuksesan setiap uji coba, mulai dari Long March 10, Mengzhou, hingga Lanyue, akan menjadi fondasi penting menuju pencapaian itu.