Suara.com - Ilmuwan akhirnya berhasil mengungkap misteri puluhan tahun tentang asal-usul Kawah Silverpit yang terletak di bawah Laut Utara Inggris.
Penelitian terbaru mengonfirmasi bahwa kawah tersebut terbentuk akibat hantaman asteroid raksasa sekitar 50 juta tahun lalu, menutup perdebatan panjang di kalangan ahli geologi.
Kawah Silverpit terletak di 129 kilometer dari pantai Yorkshire. Memiliki lebar 3 km dan berada sekitar 700 meter di bawah permukaan laut. Bentuknya yang bulat, dengan puncak di tengah terlihat seperti hasil tumbukan dari luar angkasa.
Sekitar 50 juta tahun silam, di masa Eosen Tengah, asteroid berdiameter sekitar 160 meter melintas atmosfer Bumi sebelum menghantam dasar laut. Benturan itu membentuk kawah sedalam hampir 800 meter dengan lebar sekitar tiga kilometer.
Dampak tabrakan tidak hanya menciptakan kawah, tetapi juga memicu semburan air dan material ke udara serta menimbulkan tsunami raksasa. Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu tabrakan besar yang meninggalkan jejak permanen dalam sejarah geologi kawasan tersebut.
Mengutip dari Sustainability Times (2/10/2025), kawah Silverpit pertama kali ditemukan pada 2002 melalui data seismik 3D. Ciri-cirinya, seperti bentuk lingkaran sempurna, puncak di tengah, dan retakan sekeliling, mengarah pada hipotesis bahwa kawah ini terbentuk dari tumbukan kecepatan tinggi.
Namun, tidak semua ilmuwan sepakat. Sebagian menilai formasi itu bisa disebabkan pergerakan garam di bawah permukaan atau aktivitas vulkanik. Perdebatan sengit bahkan memuncak pada 2009, ketika banyak ahli lebih condong pada penjelasan non-astronomis.
Teknologi pencitraan seismik modern memberi kesempatan baru untuk meneliti ulang kawah ini.
Mengutip dari Space.com (26/9/2025), penelitian yang dipimpin Uisdean Nicholson, ahli geosains dari Heriot-Watt University di Skotlandia, menemukan bukti penting berupa kristal kuarsa dan feldspar yang mengalami “shock” atau tekanan ekstrem di kedalaman sama dengan lantai kawah.
Baca Juga: NASA Siapkan Opsi Nuklir untuk Cegah Asteroid Tabrak Bulan

Kristal ini hanya bisa terbentuk akibat tumbukan kecepatan sangat tinggi, sehingga menjadi bukti kuat bahwa Silverpit memang hasil benturan asteroid. Temuan ini sekaligus menguatkan argumen Gareth Collins, pakar ilmu planet dari Imperial College London, yang sejak lama mendukung teori tumbukan.
Menurut Science Alert (30/9/2025), konfirmasi ini menambah daftar kawah tumbukan di Bumi yang jumlahnya hanya sekitar 200. Lebih istimewa lagi, Silverpit termasuk yang sangat jarang karena berada di bawah laut—hanya sekitar 30 yang pernah tercatat secara global.
Biasanya, kawah tumbukan sulit bertahan lama akibat erosi dan aktivitas tektonik. Fakta bahwa Silverpit masih terawetkan dengan baik memberi peluang emas bagi ilmuwan untuk mempelajari dampak tumbukan di bawah permukaan laut.
Temuan ini tidak hanya memperkaya sejarah geologi, tetapi juga memberi pelajaran untuk masa depan. Dengan memahami dampak tumbukan masa lalu, para ilmuwan bisa lebih siap menghadapi potensi ancaman asteroid yang mungkin terjadi lagi.
Nicholson menegaskan, hasil penelitian ini bisa membantu memprediksi apa yang akan terjadi jika Bumi kembali mengalami benturan serupa. Pengetahuan tersebut penting untuk menyusun strategi mitigasi menghadapi bahaya kosmik.
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa