-
Industri drama China (Dracin) tumbuh pesat hingga pendapatan Rp 156 triliun, melampaui box office lokal.
-
Kesuksesan Dracin didorong platform besar seperti ByteDance, Tencent, dan Kuaishou yang memanfaatkan AI.
-
Fenomena drama mikro kini menjadi tren global, populer di AS, Jepang, Korea, India, dan Asia Tenggara.
Aplikasi seperti DramaBox dan ReelShort telah menjadi pemain kunci, meskipun harus mengeluarkan biaya pemasaran yang besar untuk bersaing.
Di balik layar, kecerdasan buatan (AI) memainkan peran penting dalam mempercepat pertumbuhan ini.

Dari personalisasi rekomendasi, pengujian genre, hingga lokalisasi dan sulih suara untuk pasar global, AI menjadi tulang punggung yang membuat produksi dan distribusi menjadi lebih efisien.
Industri ini bahkan telah berevolusi dengan munculnya drama mikro premium beranggaran ratusan ribu dolar, membuktikan bahwa kualitas produksi juga menjadi prioritas.
"Drama mikro telah berevolusi dari eksperimen niche menjadi kategori global bernilai miliaran dolar. Produksi memang murah, tetapi distribusinya mahal, dan kesuksesan bergantung pada kecepatan, skala, dan IP yang dapat diulang. Pemenangnya adalah operator yang mengendalikan infrastruktur distribusi dan monetisasi mereka, mengelola biaya akuisisi pelanggan, dan membangun jaringan IP yang berkelanjutan," kata Vivek Couto, Direktur Eksekutif MPA.