Suara.com - Masalah produktivitas lahan pertanian yang rendah dan minimnya minat pemuda di sektor agrikultur menjadi tantangan serius di banyak desa. Menjawab hal ini, Tim Pengabdian Masyarakat Politeknik Negeri Semarang (Polines) menghadirkan solusi "kekinian" di Desa Batursari, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak.
Memanfaatkan lahan aset Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Tengah, tim Polines menyulap lahan yang semula dikelola konvensional menjadi kawasan pertanian modern berbasis teknologi Internet of Things (IoT). Ke depan, kawasan ini diproyeksikan menjadi rintisan Technopark Terpadu yang menggabungkan pertanian cerdas dan perikanan (Smart Farming & Fishery).
Teknologi "MONIK" Bikin Bertani Jadi Mudah
Ketua Tim Pengabdian, Dr. Eni Dwi Wardihani, S.T., M.T., mengungkapkan bahwa kunci dari transformasi ini ada pada penerapan teknologi tepat guna dan sinergitas triple helix, diantaranya kerjasama Polines dengan BRIDA Pemprov Jawa Tengah, Dinas Pertanian Kabupaten Demak dan Desa Batursari. Pihaknya tengah merampungkan pembangunan Smart Greenhouse seluas 100 meter persegi yang dipadukan dengan perangkat inovasi bernama MONIK (Monitoring Hidroponik).
"Dengan MONIK, petani tidak perlu menebak-nebak kondisi tanaman. Alat ini memantau pH, nutrisi, suhu, dan kelembaban secara otomatis dan presisi. Ini solusi cerdas untuk meningkatkan hasil panen melon menjadi kualitas premium," ujar Eni.

Teknologi ini diharapkan mampu mengubah wajah pertanian di Desa Batursari yang sebelumnya hanya ditanami jagung dan pisang dengan hasil seadanya, menjadi sentra melon premium dengan proyeksi panen hingga 900 kg per tahun.
Anak Muda Desa "Melek" Digital
Tak hanya urusan cangkul dan lahan, program ini juga menyasar anak muda yang tergabung dalam Karang Taruna Sinar Mandiri. Polines melihat potensi besar pemuda desa yang selama ini hanya aktif di kegiatan sosial, untuk beralih menjadi motor penggerak ekonomi desa.
Melalui pendampingan intensif, Karang Taruna kini telah memiliki aset digital berupa Website Company Profile Bilingual (karangtarunabatursari.com). Website ini disiapkan sebagai "toko online" dan etalase desa untuk memasarkan hasil panen melon dan produk UMKM lainnya ke pasar global.
Baca Juga: Telkomsel dan BARDI Hadirkan Solusi IoT Terpadu: Kendaraan Kini Lebih Aman, Cerdas, dan Terkoneksi
"Jadi hulunya kita perbaiki dengan Smart Farming, hilirnya kita perkuat dengan Digital Marketing oleh pemuda. Ini kolaborasi lengkap," pungkas Eni.
Implementasi Tagline "Diktisaintek Berdampak”
Program pemberdayaan yang komprehensif ini didanai sepenuhnya oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kementerian Diktisaintek) melalui skema Pemberdayaan Berbasis Wilayah Tahun Anggaran 2025.
Pelaksanaan program ini menjadi bukti konkret dari semangat "Diktisaintek Berdampak". Dana hibah yang dikucurkan pemerintah tidak sekadar habis untuk laporan di atas kertas, melainkan benar-benar dirasakan manfaatnya dalam meningkatkan level ekonomi dan teknologi masyarakat desa.
Saat ini, progres pembangunan fisik greenhouse telah mencapai 100 persen termasuk instalasi perangkat IoT. Dalam beberapa hari ke depan benih melon yang sudah siap akan segera ditanam.***