Invasi Gerai China: 4000+ Gerai F&B Serbu Indonesia, UMKM Lokal Terancam?

Rinaldi AbanBBC Suara.Com
Senin, 21 Juli 2025 | 10:00 WIB
Gerai makanan Jepang Gachi (Suara.com/Dini)

Suara.com - Dalam tiga tahun terakhir, lebih dari 4.000 gerai makanan dan minuman atau food and beverages (F&B) asal China membanjiri Indonesia dan Vietnam. Pengamat dan pebisnis lokal memperingatkan dampak buruk fenomena ini bagi perekonomian Indonesia.

"Lihat ruko kosong dikit, besoknya langsung jadi Mixue." Candaan semacam itu berseliweran di jagat maya dalam beberapa tahun belakangan karena pembangunan gerai es krim dan minuman asal China tersebut begitu masif di Indonesia.

Tak hanya Mixue, berbagai gerai F&B asal China lainnya juga membanjiri Indonesia beberapa tahun ini, mulai dari Tomoro Coffee, Chagee, hingga Haidi Lao.

Di berbagai sudut Jabodetabek, UMKM lokal harus berupaya keras bersaing dengan gerai-gerai F&B China ini. Menurut penelitian lembaga riset asal Singapura, Momentum Works, yang dirilis pada Januari lalu, F&B China memang melakukan ekspansi besar-besaran ke wilayah Asia Tenggara.

Dalam tiga tahun sejak 2022 hingga 2025, lebih dari 6.100 gerai F&B China membanjiri Asia Tenggara. Penelitian itu tak menjabarkan secara detail jumlah gerai di masing-masing negara. Namun dua pertiganya, atau sekitar 4.000-an gerai, tersebar di Indonesia dan Vietnam. Mengapa mereka ekspansi besar-besaran ke Indonesia? Apa yang membuat bisnis mereka bisa masuk secara masif? Lantas, apa dampaknya terhadap pengusaha lokal dan perekonomian Indonesia?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI