Suara.com - Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang kini terus berkembang tetap harus didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang siap menghadapi transformasi digital.
Direktur Kecerdasan Artifisial dan Ekosistem Teknologi Baru Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi), Aju Widya Sari, mengingatkan pentingnya kesiapan SDM ini sebagai fondasi utama dari menghadapi transformasi digital yang terus berkembang.
Sektor telekomunikasi menjadi salah satu sektor strategis dari perkembangan teknologi AI.
"Tingginya penetrasi smartphone di Indonesia, AI dapat menjadi alat pemerataan akses layanan digital," ucapnya dalam diskusi di ajang Selular Award 2025, dengan tema "Capitalizing On he AI Revolution, Jakarta belum lama ini.
Menurut dia, AI di industri telekomunikasi telah dimanfaatkan untuk meningkatkan customer experience, seperti penggunaan asisten virtual, personalisasi layanan, hingga keamanan jaringan.
Namun, Aju mengingatkan bahwa membangun ekosistem AI yang kuat membutuhkan tiga pilar utama, yakni people, platform, dan policy.
Hal ini yang lihatnya pentingnya peran SDM dalam menghadapi transformasi digital jika tidak ingin menemukan hambatan besar.
Sementara itu, infrastruktur digital yang mumpuni juga menjadi hal penting dari sisi perkembangan teknologi AI pada platform.
Yakni, mulai dari pusat data, GPU, layanan cloud, hingga akses data berkualitas tinggi.
Baca Juga: Teknologi AI di Google Maps Bikin Biaya Operasional Hemat 30%
Sementara dari sisi kebijakan, regulasi yang adaptif tetapi tetap menjunjung etika dan keamanan menjadi kunci utama.
"Indonesia memiliki visi besar menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di dunia berbasis inovasi, inklusivitas, dan kedaulatan teknologi," pesan Aju.
Untuk mencapai visi tersebut, menurutnya, salah satunya perlu didorong pemanfaatan AI.
"Teknologi AI harus dijadikan sebagai alat untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif, inovatif, dan berdaya saing tinggi," tambah dia.
Menurt Aju, kecerdasan buatan atau AI berpotensi secara signifikan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas hidup masyarakat sehingga berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia termasuk transformasi pada industri.
"Pertanyaan yang timbul saat ini bukan lagi apakah kita akan memanfaatkan AI, melainkan sejauh mana kita bisa memaksimalkan potensi AI secara inklusi dan strategis," ujarnya.