Suara.com - Bank Central Asia akan mengganti semua kerugian nasabahnya yang disebabkan tindak kriminal pembobolan mesin atm oleh sejumlah warga negara Malaysia. Total kerugian nasabah sementara ini dilaporkan sekitar Rp1,2 miliar dari 112 nasabah.
"Kerugian nasabah akan kami ganti, karena ini bukan kelalaian, tapi kalau karena kelalaian, misalkan kartu atm ditaruh dimana saja, itu tidak akan kami ganti," kata Direktur Utama Jahja Setia Ahmadja saat konferensi pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin.
Jahja menjelaskan motif pembobolan tersebut sudah pernah terjadi sebelumnya. Karena itu, dia mengimbau para nasabah untuk menutup angka-angka ketika menekan pin agar tidak terekam kamera dan skimmer.
Pengungkapan aksi pembobolan sejumlah mesin atm tersebut bermula dari pelaporan BCA pada 25 Februari 2014. Bareskrim telah menangkap enam pelaku warga negara Malaysia yang membobol atm BCA di sejumlah rumah sakit di Indonesia.
Enam orang itu, di antaranya Khor Chee Sean (26), Saw Hing Woo (27), Teh Chen Peng (24), Lee Chee Kheng (31), Ong Lung Win (24) dan Ooi Choo Aun (42). Sementara 15 lainnya masih dilakukan pengejaran.
Pelaku ditangkap oleh tim Bareskrim Polri dan Ditjen Imigrasi di Pelabuhan Batam ketika akan melintas ke Singapura dan Johor Baru, Malaysia. Pelaku tersebut beraksi di empat rumah sakit, yakni Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk (8/2), Rumah Sakit Pondok Indah (13/2), Rumah Sakit Husada (14/2) dan Rumah Sakit Borromeus, Bandung (15/2).
Pengungkapan itu dimulai dari rekaman cctv pada 8-15 Februari, yakni pelaku menggunakan skimmer dan kamera untuk merekam data strip magnetik pada kartu atm. Kamera tersebut merekam nomor pin pemegang atm asli.
Kemudian pada 21/22, pelaku menarik uang setelah menggandakan kartu atm dan memperoleh uang tunai. Uang hasil aksinya tersebut telah diubah nilainya ke dalam mata uang lain, di antaranya 6.000 dolar AS, 3.000 dolar Singapura, 600 Bath Thailand dan Rp26 juta atau total nilai Rp726 juta.