Untuk menggarap pasar ekspor, Kampung Coklat telah melakukan business matching ke Azerbaijan dan beberapa negara di kawasan Timur Tengah, termasuk Mesir.
Akhsin mengakui, untuk menembus pasar internasional ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha, salah satunya regulasi yang berbeda-beda di setiap negara.
“Bicara cokelat, kita masih dikomparasikan dengan produk asal Eropa. Di situlah kita bisa menyakinkan bahwa cokelat yang kita produksi sangat dekat dengan sumber raw material, sehingga minim kontaminasi dan kualitas bahan baku lebih terjaga. Ini value yang kami tawarkan sehingga memberikan diferensiasi,” jelas Akhsin.
Sebagai sebuah produk yang hadir dari lokalitas yang sangat kental, Kampung Coklat melihat bahwa lokal wisdom sebagai kekuatan. Namun, diakui oleh Akhsin, bahwa hal ini masih membutuhkan edukasi ke masyarakat terutama generasi muda betapa produk lokal mengambil peranan penting. Ini menjadi sebuah pekerjaan besar yang menuntut partisipasi seluruh pihak untuk ikut serta mendorong agar masyarakat Indonesia mencintai produk buatan dalam negeri.
“Itu yang kami pikirkan, bagaimana Kampung Coklat akan sustain, dapat terus memberikan manfaat dan semakin dikenang, dan kita akan menjadi salah satu brand yang bisa mendorong Indonesia menjadi bagian dari penghasil cokelat dunia,” tutup Akhsin.