Startup di Indonesia Dianggap Masih Punya Daya, OCBC NISP Siap Suntik Dana lewat Modal Ventura

Selasa, 08 Agustus 2023 | 22:00 WIB
Startup di Indonesia Dianggap Masih Punya Daya, OCBC NISP Siap Suntik Dana lewat Modal Ventura
Managing Director OCBC NISP Ventura, Darryl Ratulangi. (Dok: Istimewa)

Suara.com - Sejumlah perusahaan rintisan (startup) di Indonesia tengah menghadapi tantangan tak ringan pada 2023. Tekanan situasi global, membuat startup di Tanah Air berguguran satu per satu.

Namun, kondisi tersebut tak membuyarkan fokus PT Bank OCBC NISP Tbk dalam memberikan dukungan terhadap startup. Lewat lini bisnisnya yakni, OCBC NISP Ventura, ada 15 perusahaan yang telah mendapatkan suntikan dana. Beberapa diantaranya, 99Group, Dekoruma, Rukita, AwanTunai, GajiGesa, IDN Media, USS Networks, EdenFarm dan Sirclo. Bahkan, pada semester kedua tahun ini, OCBC NISP Ventura masih akan menyuntikkan modal.

Managing Director OCBC NISP Ventura, Darryl Ratulangi mengaku telah mengantongi daftar perusahaan yang akan dibidik pada paruh kedua tahun 2023 ini. Tak dijelaskan secara pasti perusahaan apa saja, hanya saja, OCBC NISP Ventura membuka kesempatan pemodalan untuk semua sektor bisnis.

"Tidak hanya fintech, kami melakukan investasi di semua sektor di Indonesia. Cuma memang karena kami anak usaha dari perusahaan perbankan, investasi kami tidak jauh dari finance," tutur Darryl di Jakarta, Selasa, (8/8/2023).

Pada kesempatan tersebut, Darryl menerangkan alasan OCBC NISP Ventura akan tetap menyuntikkan modal pada startup di tengah badai PHK yang menghantui industri tersebut. Kata Darryl, kondisi tersebut adalah hal yang lumrah karena terjadinya perubahan iklim bisnis. Dalam kasus PHK di industri startup, beberapa perusahaan mungkin tidak memiliki pilihan lain saat keuangan mereka negatif.

"Masih rugi, di mana cash dalam perusahaan mereka sudah mau habis, jadi kalau mereka tidak melakukan PHK atau pengurangan karyawan sudah pasti mereka akan tutup," ujarnya.

Sementara mengenai isu yang beredar bahwa startup melakukan PHK dikarenakan melakukan terlalu banyak perekrutan dalam beberapa tahun terakhir, Darryl mengatakan, itu tidaklah benar sepenuhnya. Pasalnya, keadaan saat perusahaan melakukan perekrutan besar-besaran memanglah dibutuhkan kala itu, tapi situasi saat ini sudah sangat berbeda.

Menurutnya, pada saat itu, startup dalam mendapatkan pendanaan sangat mudah. Hal itu membuat perusahaan layaknya gurita yang harus membesarkan lini bisnis ke segala penjuru.

"Tadinya misalnya perusahaan ojek online jadi masuk payment, masuk media segala macam. Saat bisnis menjadi lebih sulit, iklim bisnis berubah, sudah pasti perusahaan harus merampingkan perusahaan," ujarnya.

Baca Juga: 5 Biaya Admin Bank OCBC NISP, Ada yang Gratis

Saat ini, Darryl melihat, semua perusahaan akan kembali ke fokus perusahaan pada awalnya atau tidak mengembangkan bisnis di luar keahliannya. Nah, inilah momentum yang tepat jika hendak berinvestasi di start up.

Kendati demkian, Darryl mengaku berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian dalam menginvestasikan dananya. Dia memastikan, startup yang didanai memiliki keunggulan dan keunikan untuk dapat menggarap market Indonesia. Setidaknya ada tujuh kriteria yang ditetapkan OCBC NISP Ventura dalam menyuntikkan dana terhadap startup.

"Saat ini, OCBC NISP Ventura berinvestasi pada startup dengan tahapan Seed Funding (pendanaan tahap awal yang berbasis ekuitas), dan pendanaan Series A (tahapan awal dari funding startup yang sudah memasuki venture capital," jelasnya.

Darryl menambahkan, OCBC NISP Ventura memusatkan investasi terhadap startup dengan embedded finance. Sehingga OCBC NISP Ventura tidak hanya menitikberatkan target investasi terhadap startup fintech, namun juga menggarap ekosistem non-finansial.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI